Selasa, 28 Februari 2012

PEMANFAATAN BUAH SUKUN SEBAGAI MAKANAN ALTERNATIF PENGGANTI BERAS


PEMANFAATAN BUAH SUKUN SEBAGAI MAKANAN ALTERNATIF PENGGANTI BERAS

Adi Santoso
Ilmu dan Teknologi Pangan


Abstrak
Santoso, Adi. 2010. Pemanfaatan Buah Sukun sebagai Makanan Alternatif Pengganti Beras. Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing, Drs. M. Badrih, M.Pd.


Kata kunci : Buah, sukun, makanan, alternatif, pengganti, dan beras
Indonesia memiliki sumber pangan yang sangat melimpah, tetapi sumber pangan utamanya hanya beras saja. Salah satu alternatif sumber pangan yang bisa digunakan adalah buah sukun. Selain nilai gizinya  yang tinggi,  sukun juga memiliki khasiat sebagai obat penyakit liver.



Indonesia merupakan Negara dengan tingkat keanekaragaman hayati terbanyak di dunia setelah Brazil. Akan tetapi dalam kesehariannya hanya menggunakan satu jenis makanan pokok saja yaitu beras. Hal tersebut tentu sangat tidak menguntungkan karena dapat mengancam ketahanan pangan. Terlebih lagi rakyat Indonesia memiliki kebiasaan dimana bila belum makan nasi rasanya belum makan walaupun telah mengkonsumsi roti ataupun sumber karbohidrat lainnya. Terjadinya ketergantungan terhadap beras ini sebenarnya diakibatkan karena adanya kesalahan kebijakan di masa Orde Baru yang cenderung mengarahkan pada beras sentris. Padahal masih banyak sumber karbohidrat yang lain, misalnya saja buah sukun.
Buah sukun (Artocarpus communis) merupakan bahan pangan alternatif yang mulai populer dan dikembangkan diberbagai daerah.  Buah sukun segar bisa langsung dimanfaatkan sebagai bahan pangan, lazimnya yaitu dengan cara menggoreng daging buahnya.  Agar dapat disimpan lebih lama sebagai bahan pangan, buah sukun dapat diolah menjadi gaplek sukun, tepung sukun, pati sukun, atau tapai sukun, dll.
Tanaman sukun dapat tumbuh baik pada ketinggian 0 - 400 meter dpl, dengan kisaran suhu 21 - 33 °C. Selain tumbuh dapat di sembarang ketinggian tanaman sukun dapat tumbuh di daerah kering seperti Madura, NTT, sampai daerah basah seperti Jawa Barat. Kisaran hujannya 1500 - 2500 mm/tahun. Kelembaban ini penting untuk menunjang pertumbuhan, pembungaan dan pembesaran buah. Akan tetapi pohon sukun memiliki kebutuhan sinar matahari yang sedikit rumit, sewaktu masih muda tanaman lebih baik bila ternaungi, tetapi setelah tanaman dewasa pohon sukun membutuhkan sinar matahari penuh (Sudiro, 2003).
Nilai gizi yang terkandung di dalam buah sukun sangat kompleks. Menurut Saptoningsih (2010), mengemukakan sebagai berikut.
Sukun dapat dijadikan sebagai pangan alternatif karena keberadaannya tidak seiring dengan pangan konvensional (beras), artinya keberadaan pangan ini dapat menutupi kekosongan produksi pangan konvensional. Sukun dapat dipakai sebagai pangan alternatif pada bulan-bulan Januari, Pebruari dan September, dimana pada bulan-bulan tersebut terjadi paceklik padi. Musim panen sukun dua kali setahun. Panen raya bulan Januari - Februari dan panen susulan pada bulan Juli - Agustus.  Di Indonesia, daerah penyebaran hampir merata di seluruh daerah, terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mengingat penyebaran sukun terdapat di sebagian besar kepulauan Indonesia, serta jarang terserang hama dan penyakit yang membahayakan, maka hal ini memungkinkan sukun untuk dikembangkan. Sukun mempunyai komposisi gizi yang relatif tinggi. Dalam 100 gram berat basah sukun mengandung karbohidrat 35,5%, protein 0,1%, lemak 0,2%, abu 1,21%, fosfor 35,5%, kalsium 0,21%, besi 0,0026%, kadar air 61,8% dan serat atau fiber 2%. Bagian yang bisa dimakan (daging buah) dari buah yang masih hijau sebesar 70 persen, sedangkan dari buah matang adalah sebesar 78 persen. Buah sukun yang telah dimasak cukup bagus sebagai sumber vitamin A dan B komplek tetapi miskin akan vitamin C. Kandungan mineral Ca dan P buah sukun lebih baik daripada kentang dan kira-kira sama dengan yang ada dalam ubi jalar. Konsumsi  beras rata-rata perkapita untuk sekali makan sebanyak150 g (= 117g karbohidrat, kadar karbohidrat beras sekitar 78%). Kandungan karbohidrat buah sukun 27%. Berarti satu buah sukun dengan bobot daging 1.350g mengandung karbohidrat sebesar 365g.  Jadi satu buah sukun dapat dikonsumsikan sebagai penggati beras  untuk 3-4 orang.
Oleh karena itu buah sukun sesuai untuk dijadikan sebagai salah satu alternatif bahan pangan pengganti beras.
Menurut Sudiro (2003), mengemukakan sebagai berikut.
Adapun potensi lain dari sukun yang telah ditemukan sebagai pendamping padi adalah waktu panen. Sukun dapat terjadi sepanjang musim, saat bahan pangan lainnya dalam keadaan paceklik karena baru melalui periode musim kemarau, namun pohon sukun tetap berbuah sehingga keadaan seperti ini dapat membantu kehidupan ekonomi petani/masyarakat pedesaan bila menanam pohon sukun.Perbedaan sukun dengan tanaman pangan lainnya, adalah pohon sukun bukan tanaman semusim sehingga dapat dipanen berulang kali, dan kelebihan yang lain bahwa disamping itu pohon sukun sebagai tanaman tahunan yang berumur hingga puluhan tahun apabila memungkin-kan, dengan demikian para petani/penduduk tidak perlu repot harus melakukan penanaman secara terus menerus untuk mendapatkan buah sukun seperti tanaman yang lain yang harus menanam ulang. Sukun merupakan tanaman yang tidak rewel baik mulai penanaman maupun perawatannya, bahkan pohon sukun yang dibiarkan tumbuh seadanya masih mampu berproduksi dengan baik. Kalaupun ada hama dan penyakit yang menyerang pohon sukun rata-rata bukanlah penyebab kegagalan panen atau bahkan sampai mematikan pohon sukun tersebut, apabila kalaupun ada serangan hama atau penyakit yang berbahaya itupun bersifat satu atau dua kasus yang muncul saja.
Di samping sebagai bahan pangan ternyata tanaman sukun memiliki beberapa fungsi lain yang sangat potensial. Salah satunya adalah sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit lever atau lebih sering disebut sakit kuning (Anonim, 2010). Selain itu hampir Seluruh bagian tanaman sukun mengandung senyawa flavonoid. Sejumlah turunan flavon telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi dari bagian akar dan ranting tumbuhan tersebut sebelumnya (Permanasari, 2010).
Berdasarkan semua potensi yang dimiliki oleh tanaman sukun maka tanaman sukun ini layak untuk dibudidayakan sebagai salah satu upaya peningkatan sumber pangan di Indonesia. Sehingga dapat dicapai ketahanan pangan dengan tidak berporos pada satu sumber saja yaitu beras.








Kesimpulan
            Indonesia membutuhkan sumber pangan potensial agar tidak bergantung dari beras saja. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah pemanfaatan buah sukun sebagai  makanan alternatif yang syarat hidupnya dapat di penuhi hamper seluruh wilayah di Indonesia. Selain itu penanamannya juga relatif mudah dan dapat di panen sepanjang tahun serta memiliki usia yang panjang. Nilai gizi yang terkandung di dalam buah sukun juga tidak kalah jika dibandingkan dengan beras. Jadi dapat disimpulkan bahwa sukun dapat dijadikan sebagai salah satu pangan potensial yang dapat dikembangkan sebagai alternatif pengganti beras.

Saran
Berdasarkan hasil penulisan artikel ilmiah “Pemanfaatan Buah Sukun sebagai Makanan Alternatif Pengganti Beras”, penulis merasa kurang sempurna dalam cara pendeskripsian atau pemaparan, cara penulisan, format penulisan maupun isi dari materi yang disampaikan. Oleh karena itu, penulis memohon masukan dari pembaca untuk perbaikan artikel ilmiah ini.


















DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Khasiat Buah Sukun dan Daun Sukun. [online],   (http://www.beritaterkinionline.com/2010/04/khasiat-buah-sukun-dan-daun-sukun.html),
          diakses pada 27 Desember 2010).
Permanasari, Indira. 2010. Sukun bagi Pembuluh Darah. [online],   http://kesehatan.kompas.com/read/2010/05/11/07222917/.Sukun.bagi.Pembuluh.Darah-14,            diakses pada 27 Desember 2010).
Saptoningsih. 2010. Manfaat Sukun Sebagai Sumber Pangan Alternatif. [online], (http://www2.bbpp-lembang.info/index.php?option=com_content&view=article&id=517&Itemid=304, diakses pada 27 Desember 2010).
Sudiro, Didiet. 2003. Pemanfaatan buah sukun sebagai makanan alternatif pengganti beras. [online],   (http://buletinlitbang.dephan.go.id/index.asp?vnomor=15&mnorutisi=10, diakses pada 27 Desember 2010).










Tidak ada komentar:

Posting Komentar