Jumat, 25 Mei 2012

BAB I. PENGENALAN ALAT DAN CARA PENGGUNAAN



Peralatan yang sering digunakan dalam pengenalan sifat dan analisa adalah neraca analitik, spektofotometer, penetrometer, viscotester dan pH meter
Acara 1. Neraca analitik
Tujuan penggunaan
Setelah mempelajari teori dan melaksanakan, mahasiswa diharapkan dapat memahami cara penggunaan neraca analitik dan dapat menimbang dengan betul
Dasar percobaan
Neraca analitis (timbangan) digunakan untuk menimbang berat suatu bahan, ada berbagai jenis dan dibuat oleh berbagai pabrik. Yang paling penting diketahui adalah adalah kapasitas dan ketelitian neraca. Neraca halus mempunyai ketelitian 0,1 mg bahkan ada yang µg. Jenis neraca yang dipakai tergantung dari tujuan penimabngan misalnya untuk menentukan kadar air dan abu digunakan neraca analitik dengan ketelitian 0,1 mg. Supaya penimbangan bahan bisa tepat. Maka harus dilakukan pada kelembaban udara yang terkontrol (tetap) serta suhu kamar, untuk hal tersebut pada ruang timbang dilengkapi dengan silika gel dan bahan harus dalam suhu ruang, bila perlu bahan dimasukkan dulu dalam eksikator sebelum penimbangan dilakukan agar mencapai kondisi serba sama. Untuk bahan yang bersifat mudah menyerap air (higroskopis) harus ditimbang dalam botol timbang yang tertutup dan penimbangan dilakukan secepat mungkin.
Alat  : anak timbangan 1 set, neraca analitis
Cara mempergunakan timbangan
1.    Sebelum menimbang
  1. Perhatikan apakah betul-betul neraca diletakkan mendatar dengan melihat water pas pada neraca
  2. Neraca harus selalu berada dalam posisi terkunci sebelum digunakan
  3. Piring neraca bersih dan pintu timbangan tertutup
  4. Tombol pengontrol dan mikrometer berat harus berada dalam posisi nol
2.    Meletakkan timbangan dalam posisi nol
  1. Dalam keadaan tanpa beban, pintu timbangan tertutup semua tombol pengontrol berat pada posisi nol
  2. Kunci dilepaskan dalam keadaan beban penuh
  3. Kalau skala optik telah berhenti bergerak, amati penunjuk skala nol dengan pengatur nol
  4. Kembalikan tombol pengunci ke posisi semula
3.    Meletakkan beban
  1. Neraca dalam posisi terkunci, letakkan beban ditengah piring neraca. Gunakan pinset (penjepit). Tangan jangan masuk ke dalam ruang neraca untuk menghindari perubahan suhu atau kelembaban yang lebih besar.
  2. Tutup pintu timbagan begitu selesai meletakkan bahan
  3. Jangan meletakkan bahan kimia atau contoh analisa langsung pada piring timbangan, gunakan cawan, kertas saring atau gelas arloji
4.    Penimbangan bahan
  1. Lepaskan tombol pengunci dalam posisi setengah terkunci
  2. Dengan tombol satuan gram cari berat kasar dari beban
  3. Kalau beban lebih besar dari 10 gram, gunakan tobol puluhan gram sampai terlihat skala bergerak bebas
  4. Kembalikan tombol pengunci ke posisi terkunci. Setelah berhenti sejenak, lepaskan tombol pengunci pada posisi bebas penuh
  5. Setelah skala berhenti, pembacaan yang tepat diatur oleh mikrometer
  6. Jumlah gram langsung dibaca disebelah kiri tanda titk dan angka disebelah kanan, titik dibaca dengan nonius atau dengan cara lain tergantung jenis timbangan. Ada yang sampai empat angka dibelakang titik
5.    Selesai menimbang
  1. Tuliskan angka hasil penimbangan pada catatan saudara
  2. Kembalikan tombol pengunci dalam posisi terkunci
  3. Ambil bahan (sampel) dari piring timbangan
  4. Kembalikan semua tombol pemberat ke posisi nol
PERHATIAN
1.    Meletakkan dan mengambil beban hanya apabila neraca dalam posisi terkunci
2.    Mengubah-ubah tombol puluhan atau satuan gram hanya dalam posisi setengan terkunci atau terkunci penuh
3.    Untuk menstandarisasi neraca, lihat petunjuk (manual) dari masing-masing neraca
4.    Setiap selesai menggunakan, neraca harus dalam keadaan bersih dan kering
5.    Jika menggunakan neraca analisis elektris sebelum digunakan, neraca dipanaskan 10 menit.


Acara 2. Spektrofotometer
Tujuan percobaan :
Setelah mempelajari teori dan melaksanakan praktek, mahasiswa diharapkan dapat memahami cara menggunakan spektrofotometer dan memilih panjang gelombang yang akan dipakai serta menera absorbansi atau transmitansi suatu bahan dengan betul.
Dasar percobaan
Suatu pengukuran yang didasarkan atas ada dan timbulnya warna dikenal sebagai kalorimeter. Untuk dapat menera intensitas maupun kuatnya warna digunakan warna pembanding yang telah diketahui.
Alat yang dikembangkan atas dasar beda warna suatu larutan adalah komparator, yang selanjutnya meingkat pada kalorimeter dan spektrofotometer. Guna mengetahui kadar zat yang diselidiki diperlukan zat pembanding sebagai standar yaitu larutan senyawa enzim
Bila suatu cahaya melewati larutan yang berwarna (dapat menyerap sinar), maka sinar tertentu akan diabsorbsi, sedang yang lainnya akan diteruskan. Menurut Lambert, masing-masing lapis yang dilalui oleh sinar menyerap satu persepuluh bagian sinar yang melewatinya. Oleh karena itu lama kelamaan intensitas cahaya makin berkurang
Bahan dan alat
Larutan berwana yang diketahui konsentarasinya, spektronic 20
Cara kerja
1.    Persiapan alat dihubungkan stop kontak (g) dengan arus listrik AC 220 volt, 50-60 cycle. Yakinkanlah dengan tegangan tegangan listrik yang dipakai.
2.    Putar tombol (a) mengikuti jarim jam. Biarkan alat menyala (on) selama 15 menit untuk pemanasan, sampai jarum kembali ke titik nol
3.    Dipilih panjang gelombang yang akan digunakan dengan memutar pengatur panjang gelombang (C). Panjang gelombang yang diinginkan dapat dilihat pada skala (d). Panjang gelombang yang akan digunakan terlebih dahulu dicari dan caranya diterangkan tersendiri
4.    Dengan pertolongan tombol (a), diatur sehingga jarum skala menunjuk transmittance nol.
5.    Isi tabung sample dengan aquades atau pelarut lain sampai tanda garis
6.    Masukkan tabung tersebut ke tempatnya (e). Tanda garis pada tabung harus tepat berada pada tanda garis pada tempatnya sample.
7.    Dengan pertolongan tombol (b) putar jarum skala sehingga menunjukkan ”transmitance” 100 persen
8.    Isi tabung sample yang lain dengan larutan yang akan ditera
9.    Keluarkan tabung standar pada tahap 5 dan ganti dengan tabung sampel pada tahap 8
10. Transmittance atau optical dencity dapat dibaca langsung pada skala f.
Catatan :
a.    Tahap 4 dan seterusnya harus diulang setiap panjang gelombang yang diperlukan
b.    Pembacaan yang teliti diperolah antara transmittance 20-80%. Apabila leutan yang akan diperiksa menghasilkan tansmittance kurang dari 20% maka larutan tersebut diencerkan, sebaliknya apabila menghasilkan transmittance lebih dari 80%, maka larutan tersebut harus dpekatkan. Banyak pengenceran dan penguapan dihitung dan hasilnya diperhitungkan kembali dalam penentuan konsentrasi larutan tersebut.
Memilih panjang gelombang yang akan digunakan
1.    lihat warna larutan yang akan diperiksa. Tentukan warna komplementer dari warna larutan tersebut
2.    tentukan kisaran panjang gelombang dari warna komplementer tersebut
3.    diantara kisaran panjng gelombang tersebut, dicari optical dencity atau transmittancenya. Panjang gelombang terpilih adalah memberikan optical dencity maksimum
Acara 3. Hand Refraktometer
1.    Cek contoh air yang telah diuji pada masa di ruangan (suhu air harus sama seperti suhu kamar) tanpa menghiraukan suhu pengukuran
2.    Atur garis pada lingkaran ke posisi nol dengan menggunakan skrup pengatur untuk kalibrasi
3.    Kemudian ukur contoh, catat skala yang terbaca.
4.    Variasi suhu ruangan mungkin dapat menyebabkan kesalahan, jasi sebagai saran pengaturan nol harus dicek setiap 20 menit penggunaan dengan menggunakan air.
Acara 4. Penetrometer
Tujuan Percobaan
Setelah mempelajari teori dan melaksanakan percobaan, mahasiswa diharapkan dapat memahami cara penggunaan pnetrometer dan dapat mengukur tingkat kekerasan suatu bahan dengan betul

Dasar percobaan
Tekstur suatu bahan merupakan satu unsur kualitas yang dapat diukur secara indrawi dengan rabaan ujung jari, lidah, mulut, gigi dan dapat diukur secara obyektif dengan khusus misalnya tenderometer, textureometer, succulometer, perossurometer dan pnetrometer. Pnetrometer merupakan alat yang dipergunakan untuk mengukur tingkat kekerasan/tekstur suatu bahan dengan prinsip mengukur kedalam masuknya jarum penusuk. Oleh karenanya pentrometer dilengkapi dengan jarum penusuk dan penyangga beban maka kedalaman tusukan semakin pendek semakin keras demikian sebaliknya semakin dalam jarum masuk ke dalam bahan semakin lunak bahannya.
Bahan dan alat
Buah-buahan, umbi-umbian
Pnetrometer
Cara menggunakan pnetrometer
1.    Atur hingga alat datar air
2.    Letakkan bahan pada dasar alat
3.    Atur body  pada ketinggian yang dikehendaki dengan mengendorkan mur pemegang body
4.    Atur sikap jarum penunjuk pada sikap nol
5.    Pasanglah beban yang dikehendaki
6.    Menaikkan batang penyangga beban sampai dengan menggunakan kunci pemegang jarum tanpa merubah sikap nol pada jarum penunjuk
7.    Atur jarum tepat diatas permukaan bahan tanpa melukai permukaan bahan
8.    Tariklah kunci pemegang jarum sehingga beban turun ke bawah dan jarum menusuk bahan.
9.    Ukurlah jarak tembus dengan menurunkan batang pengatur jarum penunjuk jarum sampai menyentuh beban
10. Ulangi tiap-tiap bahan sampai 5 kali
11. Bandingkan hasilnya untuk tiap-tiap bahan
Acara 5. pH meter
Tujuan Percobaan
Setelah mempelajari teori dan melaksanakan praktek, mahasiswa diharapkan dapat memahami cara penggunaan pH meter dan dapat menentukan pH bahan dengan benar

Dasar percobaan :
Kadar ion H yang terdapat dalam larutan dapat ditera tau diukur dengan beberapa cara antara lain memakai kertas indikator, menitar  dan menggunakan alat yang disebut pH meter
pH meter terdiri dari alat penera (potensiometer) dan 2 buah elektrode. Pada alat penera tadi dijumpai skala penunjuk besaran dan tombol pengatur fungsinya. Dapat didalam petunjuk yang ada. Elektrode ada dua jenis, satu adalah elektrode kaca sedangkan yang kedua disebut elektrode yang ditunjuk, masing-masing disingkat Eg dan Ef. Kalau kedua elektrode tadi bersama-sama dicelupkan ke dalam larutan yang akan ditera pHnya maka terjadi suatu hubungan. Setiap pH meter ini dihubungkan dengan sumber tenaga, maka dapat rantai tertutup. Oleh karena itu ada aliran listrik, yang dapat diketahui dari bergeraknya jarum yang terdapat pada alat penera. Potensial kedua elektrode ada hubungannya dengan besarnya ion H, secara matematik adalah sebagai berikut :
pH = , pada suhu 25oC
oleh karena itu alat penera yang dipakai itu sudah langsung menunjukkan pH larutan yang ditera maka besaran itu dapat langsung diketahui
Bahan dan alat
Bahan cairan misalnya sirup, madu dan lain-lain. Buffer standard, pH meter corning, termometer, Eg elektrode kaca, Ef elektrode yang ditunjuk
1.    Tombol kalibrasi
2.    Tombol pengatur
3.    Tombol fungsi
4.    Skala pH (0-14)
5.    Hubungan ke sumber arus
6.    Larutan yang akan ditera pHnya
Cara kerja
1.    Stop kontak dihubungkan dengan sumber listrik dibiarkan selama 10 menit
2.    Elektroda dicuci dengan aquades dan dikeringkan dengan tissue
3.    Tombol pengatur suhu diputar sesuai suhu bahan yang akan ditera
4.    Elektroda dicelupkan ke dalam standar buffer
5.    Tombol pH diarahkan pada pH standard
6.    Tombol pH diarahkan ke Stand By
7.    Elektroda dicuci dicuci dengan aquades dan dikeringkan dengan tissue
8.    Elektroda dicelupkan ke larutan sample
9.    pH larutan dibaca pada skala pH
10. Tombol pH diputar ke posisi stand by dengan elektrode dicuci dengan aquades kemudian dikeringkan dengan tissu
11. Elektrode dimasukkan ke dalam larutan standar dan stop kontak dicabut
Acara 6. Viscotester
Tujuan Percobaan
Setelah mempelajari teori dan melaksanakan praktek, mahasiswa diharapkan dapat memahami cara menggunakan viscotester dan dapat menentukan kekentalan bahan dengan benar
Bahan dan alat :
Bahan yang digunakan adalah larutan gula 20%,30% dan 50% sedangkan alat yang digunakan adalah viskotester
Cara kerja :
1.    Pasang instrumen pada posisi horisontal sehingga rotor dapat bekeja dengan baik
2.    Masukkan pangkal jarum rotor ke dalam lubang penghubung dan kembalikan dengan hati-hati ke bangian COUNTER-CLOCKWISE sampai rotor secara lengkap terpakai. Catatan : bagan kiri jarum dan perputaran motor diatur agar rotor dapat berputar dengan sendirinya
3.    Kup dibantu dengan VT-03 disedakan dengan kurungan untuk melengkapi  kontak instrumen. Jadi secara otomatis rotor akan selalu berada ditengah
4.    Pencelupan rotor ke dalam cairan yang akan diukur. Kedalaman proper dari pencelupan mengindikasikan ”nilai masuk”
5.    Tingkatan instrumen sebagai indikasi dari tingkatan indikator pada permukaan instumen
6.    Lepaskan meter pemegang
7.    Hidupkan power dan rotor akan memulai operasinya. Ikuti beberapa indikator untuk stabilisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar