TUGAS KIMIA
MEMBRAN (Mikrofiltrasi dan Ultrafiltrasi)
Oleh :
Adi
Santoso
201010220311026
Jurusan Ilmu dan Teknologi
Pangan
Fakultas
Pertanian-Peternakan
Universitas Muhammadiyah
Malang
2011
MEMBRAN
Mikrofiltrasi
dan Ultrafiltrasi
Teknilogi
membran telah tumbuh dan berkembang secara dinamis sejak pertama kali
dikomersilkan oleh Sartorius-Werke di
Jerman pada tahun 1927. Pengembangan adan aplikasi teknologi inisemakin beragam
dan penemuan-penemuan baru pun semakin banyak dipublikasikan. Teknologi membran
pada akhirnya menjadi salah satu teknologi alternatif yang paling kompetitif
saat ini akibatnya adanya permintaan yang sangat besar terutama untuk aplikasi
proses desalinasi.
Membran secara umum didefinisikan
sebagai pemisah yang bersifat selektif berada di antara dua fasa yaitu fasa I
(umpan) dan fasa II (permeat). Membran bisa tipis atau tebal dan strukturnya
bisa homogen atau heterogen serta transpornya bisa aktif atau pasif. Mulder
(1996) mendefinisikan membran sebagai penghalang atau pembatas selektif yang
diletakkan diantara dua fasa. Membran merniliki kemampuan untuk melewatkan
suatu komponcn dengan mudah dan cepat daripada komponen lain. Hal ini
disebabkan oleh adanya perbedaan sifat fisik atau kimia diantara komponen yang
tertahan (retentat) dengan komponen yang berpermeasi (permeat). Perpindahan
melalui membran dapat berlangsung apabila gaya dorong (driving force) yang bekerja pada komponen yang berada di fasa 1. Driving force bisa dalam bentuk beda
tekanan (ΔP), beda konsentrasi (ΔC), beda temperatur (ΔT), ataupun beda
potensial listrik (ΔE).
Perbedaan stuktur dari
membran-membran yang ada saat ini bisa digunakan membedakan mekanisme pemisahan
dan aplikasinya. Terdapat banyak sekali proses membran, dimana proses-proses
tersebut didasarkan pada perbedaan prinsip pemisahan atau mekanismenya dan
masalah spesifik yang dapat mencakup ukuran rentang dari partikel sampai
molekul.
Dalam bidang kedokteran,
mikrobiologi, fisiologi dan biokimia, membran adalah suatu lapisan tipis yang
memisahkan berbagai struktur selular atau organ. Membran berfungsi sebagai
penghalang tipis yang sangat selektif diantara dua fasa, hanya dapat melewatkan
komponen tertentu dan menahan komponen lain dari suatu aliran fluida yang
dilewatkan melalui membran (Mulder, 1996). Proses pemisahan pada membran
terjadi karena adanya proses fisika-kimia antara membran dengan komponen yang
akan dipisahkan serta adanya gaya dorong yang berupa gradient konsentrasi (ΔC),
gradient tekanan (ΔP) dan gradient potensial (ΔE). Menurut Nakao (1994) adanya gaya dorong yang menyebabkan suatu komponen
berpindah dari fasa 1 ke fasa 2. Pada fasa 1 masih banyak terdapat
partikel-partikel yang kemudian padanya diberikan gaya dorong sehingga partikel
yang memiliki ukuran molekul yang lebih kecil dari ukuran pori membran akan
masuk dan melewati pori membran, sedangkan partikel dengan ukuran molekul yang
lebih besar akan tertahan dan menempel di permukaan pori membran.
Teknologi pemisahan menggunakan
membran memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan proses pemisahan
konvensional lain seperti destilasi dan evaporasi. Keunggulan yang dimiliki
antara lain :
1. Pemisahan berdasarkan ukuran
molekul, sehingga pemisahan dapat beroperasi pada temperature rendah
(temperature ambient). Hal ini dapat
menghindari kerusakan zat pelarut maupun partikel terlarut yang sensitif
terhadap panas.
2. Pemakaian energi yang relatif lebih
rendah, karena biasanya pemisahan menggunakan membran tidak melibatkan perubahan
fasa. Meskipun terjadi perubahan fasa seperti pada destilasi membran, namun
temperatur yang dibutuhkan jauh lebih rendah daripada titik larutan yang akan
dipisahkan.
3. Tidak menggunakan zat bantu kimia
dan tidak ada tambahan produk buangan.
4. Bersifat modular, artinya di scale-up dengan memperbanyak unitnya.
5. Dapat digabungkan dengan jenis
operasi lainnya (Wenten, 2001).
Berdasarkan gradient tekanan sebagai
gaya dorongnya dan pemeabilitasnya, membran dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis yaitu (Mulder,1996):
a. Mikrofiltrasi (MF), Membran
jenis ini beroperasi pada tekanan berkisar 0,1-2 Bar dan batasan
permeabilitas-nya lebih besar dari 50 L/m2.jam.bar
b. Ultrafiltrasi (UF), Membran jenis
ini beroperasi pada tekanan antara 1-5 Bar dan batasan permeabilitas-nya adalah
10-50 L/m2.jam.bar
c. Nanofiltrasi, Membran ini beroperasi
pada tekanan antara 5-20 bar dan batasan permeabilitas-nya mencapai 1,4 – 12
L/m2.jam.bar
d. Reverse Osmosis (RO), Membran jenis
ini beroperasi pada tekanan antara 10-100 Bar dan batasan permeabilitas-nya
mencapai 0,05-1,4 L/m2.jam.bar.
A.
Mikrofiltrasi
Proses mikrofiltrasi merupakan salah
satu proses berbasis membran yang berkembang sangat pesat di awal perkembangan
teknologi membran. Pertumbuhan dan perkembangannya pada tahun-tahun tcrakhir
hanya mampu disaingi oleh reverse osmosis, akibat adanya permintaan yang sangat
besar terutama untuk aplikasi proses desalinasi. Secara umum, miktofiltrasi
diaplikasikan dalam proses pemisahan unsur-unsur partikulat dari larutannya. Membran
ini dapat menahan koloid, mikroorganisme, dan padatan tersuspensi.
Tabel 1. Aplikasi Industri Membran
Mikrofiltrasi
Membran
|
Asimetrik, porous
|
Ketebalan
|
10 - 200 μm, polimer
|
Pori
|
0,05 – 10 μm
|
Driving force
|
Tekanan, (<2 bar, 3 bar
max)
|
Pemisahan
|
Sieving
|
Material
|
Polimer, keramik
|
Aplikasi
|
Analitis, sterilisasi,
klarifikasi,
pre-treatment,plasmapheresis,
MBR.
|
Mikrofiltrasi adalah proses membran
dengan menggunakan tekanan sebagai gaya dorong, menggunakan membran umumnya
dengan ukuran pori berkisar antara 0,01 sampai 1 mu m. Proses ini cocok untuk
melakukan fraksionasi atau penyisihan makromolekul dari suspensi atau emulsi.
Hal yang paling membatasi mikrofiltrasi khususnya untuk umpan berupa suspensi
adalah apa yang disebut polarisasi konsentrasi dan fouling. Kedua fenomena
tersebut diasosiasikan dengan penurunan flux terhadap waktu.
Secara umum, mikrofiltrasi
diaplikasikan dalam proses pemisahan unsur-unsur partikulat dari larutannya.
Membran dapat dari sejumlah besar
material yang berbeda-beda dan dengan bermacam-macam tehnik pembuatan antara
lain sintering, track etching,
stretching, dan inverse fasa. Membran
mikrofiltrasi dapat dibuat dari berbagai macam material baik organic maupun
anorganik. Hal ini memungkinkan untuk membuat membran dengan konfigurasi dan
ukuran seperti yang diinginkan. Pada proses sintering ini material ditekan dan
dipanaskan hingga melewati titik didihnya.
Tabel 4. Porositas dan distribusi
ukuran pori membran.
Proses
|
Porositas
|
Distribusi ukuran pori
|
Sintering
|
Rendah/sedang
|
Sempit/luas
|
Stretching,
|
Sedang/rendah
|
Sempit/luas
|
Track etching
|
Rendah
|
Sempit
|
Inverse fasa
|
Tinggi
|
Sempit/luas
|
Sumber : Wenten
2001
Membran mikrofiltrasi memiliki
ukuran pori antara 0,02 sampai 10μm dan tebal antara 10 sampai 150μm. Membran
mikrofiltrasi juga memiliki dua struktur geometri pori, yaitu : simetrik dan
asimetrik. Namun umumnya membran mikrofiltrasi berstruktur pori asimetrik. Pada
membran asimetrik terdapat lapisan atas yang sangat tipis (skin) dengan tebal
0,1-1 μm. Untuk memberikan kekuatan mekanik, lapisan skin ini ditunjang oleh
lapisan berikutnya yang dikenal sebagai support. Lapisan support memiliki
ketebalan antara 50-150 μm dan sangat berpori.
B.
Ultrafiltrasi
Ultrafiltrasi adalah teknik proses pemisahan membran
untuk menghilangkan berbagai zat terlarut dengan BM (berat molekul) tinggi,
aneka koloid, mikroba sampai padatan tersuspensi dari air larutan. Membran
semipermeabel dipakai untuk memisahkan makromolekul dari larutan. Ukuran dan
bentuk molekul terlarut merupakan faktor penting.
Membran
|
Asimetrik, porous
|
Ketebalan
|
~ 150 μm (monolitik untuk
beberapa keramik)
|
Pori
|
1 – 10 bar
|
Driving force
|
1 – 100 nm (1000 – 106 MWCO)
|
Pemisahan
|
Sieving
|
Material
|
Polimer ,Keramik
|
Aplikasi
|
Dairy, food, metalurgi, tekstil,
farmasi,water treatment
|
Dalam teknologi pemurnian air, membran ultrafiltrasi
dengan berat molekul membran (MWC) 1000 – 20000 lazim untuk penghilangan
pirogen, sedangkan berat molekul membran (MWC) 80.000- 100.000 untuk pemakaian
penghilangan koloid. Terkadang pirogen (BM 10.000- 20.0000) dapat dihilangkan
oleh membran 80.000 karena adanya membran dinamis. Tekanan sistem ultrafiltrasi
biasanya rendah, 10-100 psi (70-700 kPa), maka dapat menggunakan pompa
sentrifugal biasa. Membran ultrafiltrasi sehubungan dengan pemurnian air
dipergunakan untuk menghilangkan koloid (penyebab fouling) dan penghilangan
mikroba pirogen dan partikel dengan modul higienis. Membran ultrafiltrasi
dibuat dengan mencetak polimer selulosa acetate (CA) sebagai lembaran tipis.
Fluks maksimum bila membrannya anisotropic, ada kulit tipis rapat dan pengemban
berpori. Membran selulosa acetate (CA) mempunyai sifat pemisahan yang bagus
namun dapat dirusak oleh bakteri dan zat kimia, rentan pH. Ada pula membran
dari polimer polisulfon, akrilik, juga polikarbonat, PVC, poliamida,
piliviniliden fluoride, kopolimer AN-VC, poliasetal, poliakrilat, kompleks
polielektrolit, PVA ikat silang. Juga dapat dibuat membran dari keramik,
aluminium oksida, zirconium oksida, dsb.
UF adalah membran yang spektrum filtrasinya terletak
antara nanofiltrasi dan mikrofiltrasi dan memisahkan konstituen yang berukuran
1 – 100 nanometer, atau beratnya sekitar 500-500.000 dalton. Mekanisme kerja
membran UF berdasarkan perbedaan ukuran molekul dengan tekanan. UF dapat
mengontrol mikroorganisme pathogen kecil seperti virus dengan sangat efektif
dan mengurangi kekeruhan air (Ingmar, 2004 dan Guigui, 2002).
UF bekerja dengan model crossflow yaitu aliran umpan
mengalir paralel terhadap membran filtrasi. Crossflow bekerja pada ”sweep
steam” yang terus membersihkan permukaan membran dari endapan. Ada 2 produk
dari UF yaitu permeat yang mengandung komponen yang kecil yang sanggup melewati
membran, dan konsentrat yang mengandung endapan. Pada proses pemisahan
crossflow, aliran umpan searah dengan permukaan membran dan permeat keluar
tegak lurus dengan arah aliran umpan. Hal ini dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya fouling pada membran, mengurangi polarisasi konsentrasi, adsorpsi
dan pembentukan cake. Crossflow lebih banyak digunakan pada hampir semua proses
membran dengan driving force beda tekanan berskala besar. Sebagian besar
membran-membran ultrafiltrasi yang digunakan secara komersial akhir-akhir ini
disiapkan dari bahan – bahan polymer misalnya:
·
polysulfone/ poly (ether sulfone)/
sulfonated polysulfone
·
poly vinylidene fluoride
·
polyacrylonitrile (dan
block-copolymer yang
berhubungan)
·
cellulocies (misalnya, asetat selulose)
·
aliphatic polyamides
·
polyetheretherketone
Selain
bahan-bahan tersebut, keramik juga telah digunakan untuk membran-membran
ultrafiltrasi, khususnya alumina (Al2O3) dan zirconia (ZrO2) (Mulder, 1996).
Mas daftar pustakanya dari mana saja? saya ingin tahu lebih tentang teknologi membran ini, terimakasih
BalasHapusmas, bisa kasih saya daftar pustakanya makalah ini, saya ingin mempelajarai lebih tentang teknologi membran
BalasHapusartikel ultrafiltrasi menarik. silakan kunjungi website kami www.tirtamandiri.com
BalasHapusterima kasih