ANALISIS BUDIDAYA DAN
PENGOLAHAN
PISANG
DI INDONESIA
Adi Santoso
Ilmu dan Teknologi Pangan
Abstrak
Santoso, Adi. 2010. Analisis Budidaya dan Pengolahan Pisang di Indonesia.
Universitas Muhammadiyah
Malang. Pembimbing, Drs. M. Badrih, M.Pd.
Kata kunci : Analisis, budidaya, pengolahan, pisang, dan Indonesia
Pisang dapat tumbuh
baik di Indonesia. Jenis pisang juga sangat beragam. Nilai jual pisang pun
cukup tinggi dan mudah untuk dibudidayakan. Akan tetapi belum ada metode pemasaran
dan pengolahan yang sesuai sehingga daya tahannya rendah dan menurunkan nilai
jual terutama untuk tujuan ekspor keluar negeri.
Tanaman pisang di Indonesia dapat tumbuh subur
baik di dataran tinggi maupun dataran rendah, dari yang beriklim basah sampai
beriklim kering. Untuk menanamnya sekedar tumbuh tergolong mudah. Namun, jika
budidayanya dilakukan secara tepat, bisa dipastikan hasilnya akan meningkat.
Untuk memaksimalkan hasil tersebut maka ada beberapa usaha yang dapat dilakukan
yaitu, penentuan jenis, teknik budidaya, perawatan, perlakuan ketika panen
maupun pasca panen. Selain itu, teknologi pengolahan serta pengetahuan tentang
pasar harus difikirkan sebelumnya.
Pada dasarnya tanaman pisang yang
dibudidayakan untuk diambil manfaatnya bagi kesehjahteraan hidup manusia ini
berasal dari jenis herba berumpun yang hidupnya menahun. Jenis-jenis tanaman
pisang di Indonesia mencapai ratusan. Namun secara garis besar dapat
dikelompokan menjadi 4 yaitu, pisang serat (Noe. Musa texslise), pisang
hias (Heliconia indika lamk), pisang
buah (Musa paradisica L.) dan yang
terakhir adalah pisang komersil (Satuhu,
2005).
Pisang komersial
merupakan pisang yang sering diperdagangkan, baik di pasar tradisional maupun
di ng tersebut supermarket. Jenis-jenis pisang tersebut banyak digemari
masyarakat karena beberapa keistimewaannya. Contoh dari jenis ini antara lain,
pisang barangan, pisang raja, pisang kepok, pisang ambon, pisang nangka, pisang
mas, dan masih banyak lagi.
Pisang
kepok memiliki berbagai nama. Di Filipina, pisang
kepok dikenal dengan nama pisang saba, sedangkan di Malaysia pisang ini lebih
dikenal dengan nama pisang nipah. Rasa buahnya sangat enak baik setelah diolah
maupun dikonsumsi secara langsung sebagai buah segar. Secara umum bentuknya
agak pipih sehingga terkadang disebut sebagai pisang gepeng. Pisang kepok
terdiri dari 2 jenis yaitu, pisang kepok
putih dan pisang kepok kuning. Namun dari segi rasa pisang kepok kuning
memiliki rasa yang lebih enak dari pada pisang kepok putih. Oleh karena itu,
pisang kepok kuning lebih disukai oleh masyarakat (Satuhu, 2005).
Didalam budidaya tanaman pisang,
ada 4 langkah yang harus dilakukan agar pisang dapat memberikan hasil yang optimal.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah pemilihan serta penyediaan bibit
yang sesuai dengan karakterristik lahan yang akan ditanami. Langkah selanjutnya
adalah pembuatan lubang tanam, kemudian dilanjutkan dengan penanaman bibit yang
telah disiapkan kedalam lubang yang telah disiapkan juga sebelumnya. Setelah
ketiga proses tersebut dilakukan, proses terakhir yang harus dilakukan adalah
perawatan.
Perawatan
merupakan bagian dari proses budidaya yang dilakukan setelah proses penanaman
hingga menjelang panen. Di dalam proses ini ada 3 perlakuan yang biasa
diterapkan yaitu, penyiangan dan penggemburan tanah, pemupukan, pengairan atau
irigasi, penanggulang hama dan penyakit, serta pemotongan bunga.
Bunga pisang
atau yang biasa disebut jantung pisang sangat kompak dan kuat. Demikian pula
tangkainya yang merupakan tempat bergantungnya sisir-sisir pisang. Apabila
jantung ini sudah muncul , maka secara bertahap akan keluar sisir-sisir buahnya
dan seludangnya pun berguguran sesuai dengan keluarnya sisir. Sampai pada
waktunya sisir yang terbentuk pun berhenti dan tangkai daun akan terus
memanjang. Apabila panjang tangkai telah mencapai 15 - 25 cm, sudah saatnya
jantung dipotong karena sudah tidak menghasilkan sisir buah lagi. Selain itu,
pemotongan jantung pisang akan menambah berat buah ± 5% dari pada tidak
dipotong (Bambang, 2009).
Tahap
selanjutnya dalam proses budidaya pisang adalah pemanenan. Ciri khas panen adalah mengeringnya daun bendera. Buah 80 - 100
hari dengan siku-siku buah yang masih jelas sampai hampir bulat. Buah
pisang dipanen bersama-sama dengan tandannya. Panjang tandan yang diambil
adalah 30 cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yang tajam dan
bersih waktu memotong tandan. Tandan
pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah dari bekas potongan menetes
ke bawah tanpa mengotori buah. Setelah
itu batang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali. Pada
perkebunan pisang yang cukup luas, panen dapat dilakukan 3 - 10 hari sekali
tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif(Anonim, 2008). Pada
umumnya masa panen buah pisang berdasarkan tingkat ketuannya atau umur
petiknya. Tetapi masa panen pisang di Indonesia cenderung dipengaruhi oleh
kebutuhan ekonomi. Padahal buah yang demikian itu memiliki mutu yang rendah sehingga
harganya menjadi murah. Mutu buah yang baik sangat diperlukan, baik untuk
pemasaran di dalam negeri maupun di luar negeri (Satuhu dan Supriadi, 2005).
Pemeraman
merupakan proses penyimpanan guna mempercepat atau memperlambat proses
pematangan serta menyeragamkan kematangan buah pisang, sesuai dengan kebutuhan.
Namun pada umumnya pemeraman hanya digunakan untuk mempercepat kematangan. Di
dalam ppemeraman ada beberapa bahan yang dapat digunakan antara lain, karbit,
asap, ethrel, daun gamal, ethylene, dan lain sebagainya.
Salah satu cara untuk
mempertahankan daya simpan buah pisang ialah dengan mengolahnya menjadi
beberapa macam hasil olahan. Selain lebih tahan lama, pengolahan akan membuat
rasa pisang menjadi bervariasi. Buah pisang yang bentuknya kurang baik,
ukuranya kecil, dan kulitnya cacat sehingga tidak mungkin disajikan menjadi
buah segar, dapat diolah menjadi berbagai macam olahan seeperti, sale pisang,
tepung pisang, sari buah pisang, pembuatan anggur pisang maupun keripik pisang.
Buah pisang yang
dipergunakan untuk keripik ialah buah yang masih mentah. Buah dikupas dan
dipotong serong tipis-tipis. Setelah itu, irisan pisang direndam dalam larutan sodium metabisulfit 0,05 %, asam sitrat
0,1%, dan garam 1% selama 30 menit. Setelah itu pisang ditiriskan kemudian
digoreng dengan minyak yang diberi BHT dan lilin lebah 0,1%. Jenis pisang yang
enak diolah menjadi keripik ialah pisang kepok, pisang siem, pisang nangka dan
pisang tanduk (Satuhu dan Supriadi, 2005).
Peluang buah
pisang di dalam negeri sangat baik, mengingat harga pisang yang murah. Selain
itu, hampir semua masyarakat Indonesia mengkonsumsi pisang. Disisi lain
pemasaran pisang dalam bentuk olahan juga mempunyai peluang yang baik. Bahkan
peluang ekspor pisang ke luar negeri juga terbuka lebar, mengingat jenis pisang
Indonesia yang sangat beragam dan tidak kalah dengan pisang luar negeri. Hanya
saja perlu diperhatikan tingkat ketuaan, mutu buah, penanganannya, karena untuk
pisang yang diekspor harus memenusi syarat tertentu sesuai dengan negara
pemesan.
Kesimpulan
Pisang cukup mudah didudidayakan hamper di
seluruh Indonesia karena pisang merupakan tanaman tropis. Nilai ekonomis pisang
juga cukup tinggi karena rasanya yang enak dan kandungan gizinya yang tinggi
sehingga diminati konsumen. . Peminatnya pun tidak hanya datang dari
dalam negeri tetapi juga berasal dari luar negeri. Akan tetapi dalam kualitas
pisang lokal masih tergolong rendah sehingga perlu ada peningkatan kualitas
agar nilai jualnya dapat meningkat terutama untuk tujuan ekspor.
Oleh karena itu dibutuhkan metode penanaman dan
penangaanan yang lebih modern agar dapat memenuhi standart yang ada dinegara
tujuan ekspor.
Saran
Berdasarkan hasil penulisan artikel ilmiah “Analisis Budidaya dan Pengolahan Pisang di Indonesia”, penulis merasa kurang sempurna dalam cara pendeskripsian atau
pemaparan, cara penulisan, format penulisan maupun isi dari materi yang
disampaikan. Oleh karena itu, penulis memohon masukan dari pembaca untuk
perbaikan artikel ilmiah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Agribisnis Pisang, [online],
(http://www.sinartani.com/mimbarpenyuluh/agribisnis-pisang-1288061633.htm,
diakses tanggal 27 November 2010).
Bambang Cahyono. 2009. Pisang Usaha Tani dan Penanganan Pascapanen.
Yogyakarta : Kanisius.
Satuhu, Suyanti
dan Supriadi, Ahmad. 2005. Pisang
Budidaya & Prospek Pasar. Depok : Penebar Swadaya.
mantap mg bermanfaat..
BalasHapus