Selasa, 28 Februari 2012

Dampak Kemajuan Iptek pada Generasi Muda Di Bidang Kehidupan dan Sosial


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul Dampak Kemajuan Iptek pada Generasi Muda Di Bidang Kehidupan dan Sosial.
Karya tulis ilmiah dengan judul Dampak Kemajuan Iptek pada Generasi Muda Di Bidang Kehidupan dan Sosial ini merupakan tugas mata pelajaran Sejarah.
Melalui karya tulis ilmiah yang berjudul Dampak Kemajuan Iptek pada Generasi Muda Di Bidang Kehidupan dan Sosial ini yang diharapkan dapat menunjang nilai penulis di dalam mata pelajaran Sejarah. Selain itu, dengan hadirnya karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi sehingga dapat memberikan pengetahuan baru bagi pembacanya.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Handayani S.Pd selaku guru mata pelajaran Sejarah serta kepada seluruh pihak yang terlibat di dalam penulisan karya tulis ilmiah yang berjudul Dampak Kemajuan Iptek pada Generasi Muda Di Bidang Kehidupan dan Sosial ini.
Penulis menyadari bahwa, masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan karya tulis ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini di masa yang akan datang. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat.


Jombang, 29 Juli 2011

Penulis





 BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Terbentang dari Sabang hingga Merauke sudah pasti membutuhkan pembangunan dengan pengelolaan secara cermat. Baik SDA, SDM, perekonomian, pertahanan hingga pengelolaan yang bersifat kenegaraan. Agar pembangunan bidang-bidang tersebut dapat dikelola dengan baik, diperlukan ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih. Dengan demikian, untuk mengelola pembangunan Indonesia diperlukan manajemen berbasis IPTEK.
Ironisnya, hingga saat ini IPTEK di Indonesia masih sederhana. Untuk kawasan Aisa saja, Indonesia masih tertinggal dalam IPTEK. Sehingga, diperlukan pengembangan IPTEK di Indonesia.
Untuk mengembangkan IPTEK, tidaklah cukup bermodalkan niat, melainkan memerlukan dana yang tidak sedikit. Kendalanya, disaat dana diperlukan untuk pengembangan IPTEK, perekonomian Negara memburuk, ditambah budaya korupsi yang merajalela sehingga memperbesar hambatan kemajuan IPTEK. Yang menjadi pertanyaan, mungkinkah IPTEK di Indonesia akan mengalami kemajuan jika kondisi bangsa ini statis dengan korupsinya? Dan jika IPTEK tidak maju akankah Indonesia menjadi negara maju?
Tidak dapat dipungkiri, generasi mendatanglah yang akan menerima warisan keadaan Negara yang kalut. Tegakah kita melihat generasi mendatang menderita akibat ulah kita ? Tentu saja tidak. Disinilah tantangan generasi muda saat ini untuk menjalin persahabatan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemuda sebagai kekuatan bangsa harus mampu memikul negara. Bung Karno pernah berkata ,“ Jangan datangkan para seribu orang tua, cukup datangkan sepuluh pemuda, akan kuguncangkan dunia “. Jelaslah bahwa pemuda adalah tunas bangsa yang menentukan arah bangsa ini kelak.

1.2         Rumusan Masalah
“Bagaimanakah dampak kemajuan IPTEK pada generasi muda di bidang kehidupan dan sosial?”
1.3         Tujuan
a.       Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia Dasar II.
b.      Mengetahui dampak kemajuan IPTEK pada generasi muda di bidang kehidupan dan sosial.
1.4         Manfaat
1.4.1   Bagi pembaca :
a.    Mengetahui pengertian IPTEK.
b.    Mengetahui dampak kemajuan IPTEK pada generasi muda di bidang kehidupan dan sosial.
1.4.2   Bagi penulis :
a.    Membiasakan diri untuk menyelesaikan suatu masalah.
b.    Menjadi salah satu sarana untuk melatih diri mengembangkan bakat dalam menulis.
c.    Menghasilkan karya yang dapat bermanfaat bagi masyarakat.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Teknologi
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu  karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah “teknologi belum digunakan. Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan  “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.
Nana Syaodih S. (1997: 67) menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dulu memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah menggunakan teknologi, yaitu teknologi sederhana.
Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai” keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia”Pengertian teknologi secara umum adalah:
a.       proses yang meningkatkan nilai tambah
b.      produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja
c.       Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan dan digunakan.

Dari beberapa pengertian di atas nampak bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari adanya teknologi. Artinya, bahwa teknologi merupakan keseluruhan cara yang secara rasional mengarah pada ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia.
Perkembangan teknologi terjadi bila seseorang menggunakan alat dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Sebagai contoh dapat dikemukakan pendapat pakar teknologi "dunia" terhadap pengembangan teknologi.
Menurut B.J. Habiebie (1983: 14) ada delapan wahana transformasi yang menjadi prioritas pengembangan teknologi, terutama teknologi industri, yaitu : (1) pesawat terbang, (2) maritim dan perkapalan, (3) alat transportasi, (4) elektronika dan komunikasi, (5) energi, (6) rekayasa , (7) alat-alat dan mesin-mesin pertanian, dan (8) pertahanan dan keamanan.
2.2     Tingkatan Kebutuhan Manusia Terhadap IPTEK
Tingkatan kebutuhan manusia menurut Abraham Harold Maslow (Teori Masyarakat) manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif IPTEK terhadap kehidupan dampak positif dan negatif perkembangan ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Capra menyatakan, bahwa budaya dunia (dalam hal ini adalah Barat, dengan segala aspek kemajuan yang mereka peroleh) telah terpuruk di lembah kehancuran, penuh kontradiksi, dan kacau. Penyebabnya adalah tidak tepatnya paradigma yang digunakan dalam penyusunan kebudayaan barat.
Jika analisa Capra di atas dikorelasikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan segala dampaknya, seperti dijelaskan di atas,
sepertinya analisa tersebut sangat relevan.
Menurut Holmes Rolston III, kerangka kerja ilmiah yang digunakan para ilmuwan modern telah mengalami proses sekularisasi. Menurut Rolston, dahulu, penjelasan ilmiah harus meliputi empat sebab Aristotelian, yaitu efisien, material, formal, dan final. Kemudian, oleh para ilmuwan modern, sebab formal dan final yang berkaitan dengan makna dilepas, karena kajian ilmiah menurut mereka hanya berkaitan dengan fakta, tidak dengan makna. Proses sekularisasi ilmu juga didorong oleh pandangan ideologis bangsa Eropa yang cenderung rasional dan sekular serta tidak mempercayai hal-hal yang bersifat metafisis atau spiritual.
Dari gambaran di atas, jelaslah bahwa para ilmuwan barat telah terjebak pada alam pemikiran materialistik (menurut Auguste Comte alam positivistik), dan menolak pembicaraan tentang hal-hal yang bersifat metafisis dan spiritual. Karena paradigma yang mereka gunakan hanya berdasar pada paradigma materialistik, maka dalam pengembangan ilmu pengetahuan pun, yang selanjutnya menghasilkan teknologi, mereka sama sekali tidak mendasarkan pada nilai-nilai yang telah digariskan Tuhan.
Lebih lanjut, jika melihat kategorisasi dari Mahmud Muhammad Thaha tentang peradaban (madaaniyyah) dan kebudayaan (hadlaarah), akan terlihat lebih jelas kesesatan manusia modern dengan perkembangan IPTEK-nya. Menurut Thaha, peradaban adalah tujuan utama hidup manusia berupa kebahagiaan dan ketentraman hidup. Sementara kebudayaan hanyalah sarana atau alat untuk mencapai peradaban yang penuh dengan kebahagiaan dan ketentraman hidup. Peradaban barat yang didasarkan pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terlalu silau dengan sarana dan alat yang mereka ciptakan sendiri, yaitu kemajuan IPTEK. Sementara tujuan hidup yang sebenarnya, yaitu menciptakan masyarakat berperadaban (masyarakat madani) tidak pernah disentuh.
2.3     Dampak Perkembangan IPTEK
Kemajuan ilmu dan teknologi (IPTEK) yang semula bertujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia, tetapi kenyataannya teknologi telah menimbulkan keresahan dan ketakutan baru bagi kehidupan manusia. Ketakutan yang dirasakan oleh manusia akibat perkembangan teknologi ini disebabkan adanya kekhawatiran akan adanya penyalahgunaannya oleh orang yang tidak bertanggung jawaab.
Berbicara tentang dampak dari perkembangan IPTEK, maka kita akan dihadapka pada berbagai bidang, bahkan hampir semua aspek dalam kehidupan di dunia ini peyang dapat dipengaruhi oleh adanya perkembangan IPTEK, seperti yang kita lihat sekarang ini, semua orang dalam kehidupannya sehari-hari hampir tidak bisa lepas dari teknologi, seorang dosen kalau pergi ke kampus tidak lupa membawa, laptop dan LCD, setiap orang selalu berdampingan dengan HP, saat jam istirahat di rumah, selalu ditemani dengan tayangan Televisi, dan lain sebagainya, kesemuanya itu hanya sebagian kecil dari pengaruh perkembangan yang ditimbulkan oleh IPTEK.
Sebagai contoh PSS saat ini mengidentifikasi bahwa penyalahgunaan senjata nuklir, kimia, biologi dan radiologi serta WMO lain merupakan merupakan salah satu klaster ancaman bersama bagi umat manusia. Padahal hal tersebut merupakan hasil pemikiran manusia yang genius. Apalagi kalau perkembangan tersebut bersinergi negative dengan bahaya terhadap keamanan lain, baik yang bersifat simetrik seperti antar Negara maupun bahaya asimetrik seperti terorisme dan kejahatan transnasional terorganisasi yang disponsori oleh “nonstate actors”. Hal tersebut tidak hanya membahayakan Negara sebagai kesatuan (statecentric), tetapi juga membahayakan keamanan manusia (human security). (Sofyan Sauri, 2009).
Dengan adanya perkembangan IPTEK manusia medapatkan berbagai kemudahan dalam melaksanakan kegiatannya sehari-hari. Bahkan saat sekarang ini hampir setiap orang itu tidak bisa terpisah dari adanya teknologi, setiap orang memanfaatkan alat komunikasi langsung jarak jauh seperti HP untuk berhubungan dengan orang lain yang berjauhan. Orang kalau ingin bepergian ke luar negeri tidak lagi memerlukan waktu yang lama, karena mereka tinggal naik pesawat terbang, dengan beberapa menit saja mereka sudah sampai di tempat tujuan yang dituju, selain itu berbagai kegiatan yang pada awalnya dilakukan dengan menggunakan banyak tenaga manusia untuk mengerjakannya, kini dengan adanya perkembangan IPTEK semuanya itu dapat teratasi dengan penggunaan tenaga mesin untuk melakukan pekerjaan tersebut dengan waktu yang relatif lebih cepat daripada menggunakan tenaga manusia secara manual.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa adanya perkembangan IPTEK, manusia sangat banyak terbantu untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, tetapi disisi lain manusia juga harus sadar akan adanya berbagai macam ancaman yang dapat ditimbulkan oleh adanya perkembangan IPTEK tersebut, yang akan dapat membahayakan bagi manusia itu sendiri.
Akan tetapi teknologi juga dapat memberikan pengaruh negatif salah satunya adalah bergesernya nilai-nilai budaya dalam masyarakat. Pada mulanya teknologi diciptakan oleh manusia untuk dapat memenuhi kebutuan manusia itu sendiri, akan tetapi pada perkembangan selanjutnya justru teknologi tersebut disalah gunakan. Misalnya lewat teknologi internet atau dunia maya orang akan semakin mudah mengakses situs-situs porno yang justru itu datang dari generasi muda, hal ini tentu membuat pergeseran norma asusila dalam hidup generasi muda tersebut. Ini menjadi satu contoh dari sekian banyak contoh yang ada dalam kehidupan sehari hari masyarakat.
Contoh lain adalah dampak teknologi adalah dalam bidang militer, berpuluh – puluh macam senjata dicipatakan untuk membunuh manusia, kemana larinya budaya untuk saling menolong, menghargai sesama manusia kalau teknologi yang diciptakan justru dipakai untuk membunuh manusia sendiri. Yang paling hangat dalam ingatan kita tentunya kasus penculikan dan perkosaan yang dilakukan oleh pelajar beberapa waktu lalu yang justru dilakukan setelah pada mulanya berkenalan lewat media teknologi jejaring sosial online facebook. Dengan begitu mudahnya orang dapat mengakses informasi diri dan menyebarluaskan kepada sesama teman, akibatnya prostitusi pun dapat dilakukan lewat dunia maya ini yang justru merupakan efek dari perkembangan teknologi modern. Dan masih banyak lagi contoh betapa perkembangan teknologi yang begitu canggih justru disalah gunakan mengakibatkan bergesernya nilai – nilai budaya umat manusia itu sendiri.
Dari segala dampak terburuk dari perkembangan IPTEK adalah dampak terhadap perilaku dari manusia penciptanya. IPTEK telah membuat sang penciptanya dihinggapi sikap over confidence dan superioritas tidak saja terhadap alam lingkungan melainkan pula terhadap sesamanya. Eksploitasi terhadap alam dan dominasi pihak yang kuat (negara Barat) terhadap pihak yang lemah (negara dunia ketiga) merupakan ciri yang melekat sejak lahirnya revolusi industri.

Oleh karena itu, dalam menghadapi fenomena ini pemerintah dianggap perlu mengembangkan suatu sistem pendidikan yang berbasis pada perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi tersebut. Tujuannya sangat sederhana, membuat pelajar-pelajar di negeri kita dapat bersaing dan mengejar ketertinggalan dari pelajar di negeri maju tanpa perlu kehilangan nilai-nilai kemanusian dan budaya yang kita miliki. Atau dengan kata lain, peserta didik di jenjang pendidikan dasar perlu diarahkan dan dibekali pendidikan teknologi guna menuju masyarakat yang "melek teknologi" yaitu bercirikan mampu mengenal, mengerti, memilih, menggunakan, memelihara, memperbaiki, menilai, menghasilkan produk teknologi sederhana, dan peduli terhadap masalah yang berkaitan dengan teknologi.
2.4     Hubungan  IPTEK dengan  Kehidupan Sosial
Dalam  abad  ke-20  IPTEK  berkembang  pesat berkat pemakaian alat-alat yang  makin sempurna,  sehingga  mendapat sebutan IPTEK modern. Kemajuan IPTEK  mendorong  majunya  teknologi  yang  makin dapat  memakmurkan  kehidupan manusia, karena tujuan  teknologi  memang diadakan untuk  kebutuhan  manusia.  Namun, di samping tujuan dapat tercapai,  terjadi pula dampak sampingan ( side-effect )  yang dapat mengganggu. Untuk  itu diupayakan  peningkatan kegunaan teknologi  dan memperkecil  dampaknya. Bila hal tersebut tercapai, maka kegiatan mempergunakan  teknologi  mamperoleh  nilai ekonomis  yang berarti. Misalnya,  pemakaian pesawat terbang  besar dan cepat memudahkan orang mencapai tujuan, tetapi  kejatuhannya  menimbulkan risiko besar. Jadi,  tujuan dapat dicapai dengan hasil maksimal, sementara dampaknya diperkecil.
Abraham  Harold Maslow   berbendapat,  bahwa manusia  adalah makhluk yang memiliki berbagai kebutuhan  yang digambarkan sebagai piramida. Landasannya lebar, makin ke atas   makin kecil. Kebutuhan pertama yang wajib dipenuhi manusia adalah  kebutuhan fisik yang juga dapat  disebut sebagai  kebutuhan primer (basic needs): sandang (pakaian), pangan (makanan), dan papan (tempat tinggal). Setelah kebutuhan fisik  terpenuhi, manusia perlu  keamanan  demi kelangsungan  hidupnya. Kemudian diperlukan  bermasyarakat  sebagai kehidupan  sosial selaku  homo socius.  Manusia yang dapat lebih cepat dan banyak  memperoleh  kebutuhan hidupnya  merasa perlu  memperoleh  harga diri. Akhirnya  manusia  memerlukan aktualisasi  diri sebagai  tujuan tertinggi.  Keempat  tujuan terakhir, yaitu keamanan, pengakuan sosial, harga diri, dan aktualisasi  diri merupakan  kebutuhan psikis, yang dapat juga  disebut sebagai  kebutuhan  sekunder  ataupun tersier. Dari hari ke hari kebutuhan  manusia baik fisik maupun psikis   terus meningkat, secara kuantitatif  maupun kualitatif.
Pengetahuan teknologi (technological  knowledge)  merupakan  pengetahuan mengenai  proses-proses  fisik yang  secara operasional  terwujud  dalam teknologi. Sehingga  kemampuan  berteknologi (technological  capability)  merupakan  usaha untuk  menggunakan tenaga teknologi  secara efektif  yang dapat dicapai  melalui  upaya teknologis (technological  effort). Tujuan  positifnya  bagi manusia  yang akan dicapai, sementara  dampak  sampingan yang negatif  perlu diperkecil.
2.5     Pengaruh IPTEK dalam Kehidupan Manusia
Pengaruh IPTEK dalam kehidupan kita sangatlah banyak, antara lain: Perubahan satu paradigma IPTEK dapat menyebabkan "revolusi" dalam semua bidang kehidupan: literatur, ekonomi, seni, politik, arsitektur, sosial, dan religi. IPTEK telah menyebabkan kita tidak tergantung pada alam.
IPTEK telah membebaskan kita dari takhayul dan memerdekakan kita dari berbagai hukum alam. Fenomena gerhana bulan bagi yang mengetahui IPTEK tidak lagi menyeramkan. Bagi yang menguasai IPTEK, hukum alam itu dapat dikontrolnya. Air yang hukumnya selalu mencari tempat yang lebih rendah dapat dibuat mampu memanjat ke gedung bertingkat seratus. Benda berat seperti besi yang hukumnya harus jatuh ke bumi dapat dibuat mampu terbang dan membawa ratusan manusia. Barang yang memiliki berat jenis lebih besar dari air yang kodratnya akan tenggelam, kini dapat diapungkan. Dengan teknologi, hujan dapat dibuat, gempa dapat diprediksi, cuaca dapat diprakirakan. Teknologi telah memerdekakan manusia dari alam, dan ia punya potensi untuk memerdekakan manusia dari sesamanya.
Perubahan mendasar dalam IPTEK akan membawa perubahan mendasar dalam semua bidang kehidupan. Selama 2000 tahun kosmologi Aristotelian telah mewarnai sistem politik, sosial, ekonomi dan bidang kehidupan lainnya. Sistem Aristotelian yang menggambarkan jagad ini bak sebuah bola kristal yang luar biasa besamya, dengan bumi di tengah-tengah dan planet-planet mengitarinya, di mana manusia dan makhluk lainnya telah dilahirkan dalam hirarki yang tak dapat ditolak, membawa implikasi munculnya sistem sosial yang sangat kurang demokratis menurut ukuran kini; ada kasta misalnya, dan itu diterima dengan ikhlas.
Tapi, munculnya Galileo telah meruntuhkan "kebenaran" yang dipercayai selama dua millenium itu. Bersamaan itu ia juga meruntuhkan sistem sosial yang selama ini dianut oleh masyarakat, terutama yang hidup di Amerika dan Eropa. Sejak era Galileo, pandangan hidup (world view) kita berubah. Jagad tidak lagi dipandang statis tapi dinamis, bumi bukanlah pusat jagad tetapi sebagian kecil daripadanya. Pandangan ini tak ayal lagi merombak sistem berpikir manusia, memperluas wawasan dan meningkatkan rasa percaya diri mereka. Sistem sosial-politik berubah menjadi lebih terbuka. Banyak nilai-nilai lama yang runtuh dan tergantikan.
Teknologi-teknologi yang telah membawa perubahan monumental dalam kehidupan manusia adalah jam (membantu manusia masuk dalam konteks waktu); kompas (menolong manusia memasuki medan ruang); teleskop (mendorong manusia untuk melebarkan cakrawala ke ujung kosmis); dan mikroskop (yang telah membawa manusia ke era sub-atomik).
Teori-teori ilmu pengetahuan yang telah membawa revolusi berfikir manusia adalah hukum gravitasi (membawa manusia ke dalam konteks keteraturan dan harmorni jagat); penemuan elektromagnetik (yang membawa revolusi informasi dan mempertanyakan makna jarak); serta teori evolusi (yang membawa kita ke pemikiran tentang pertumbuhan dan tahapan perkembangan).


2.6     Peran Pemuda Indonesia dalam Pengembangan IPTEK
Sesungguhnya pemuda bukan sekedar bagian dari lapisan sosial dalam masyarakat. Akan tetapi, pemuda merupakan agent of change (agen perubah) dan agent of social control (agen kontrol sosial). Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, pemuda selalu menempati peran yang sangat strategis dari setiap peristiwa penting yang terjadi. Bahkan dapat dikatakan bahwa pemuda menjadi tulang punggung dari keutuhan perjuangan melawan penjajahan Belanda dan Jepang ketika itu.
Sejarah telah membuktikan, bahwa diberbagai belahan dunia, perubahan sosial politik menempatkan pemuda di garda depan. Peranannya menyeluruh, tak hanya mata air, tapi juga hulu, hilir sampai muara, bahkan pemuda sebagai air atau sumber energi perubahan. Tak tanggung-tanggung pemimpin seperti Bung Karno (Presiden RI Pertama) mengungkapkan kata-kata pengobar semangat “ Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncangkan dunia, jika ada sembilan pemuda lagi maka Indonesia pasti berubah”.
Sejak era reformasi bergulir tahun 1998, dimana pemuda juga punya peran luar biasa. Banyak orang kecewa karena reformasi tidak jadi katalisator proses pencerahan kehidupan berbangsa dan bernegara, malah sebaliknya. Sekarang pemuda lebih banyak melakukan peranan sebagai kelompok politik, dan sedikit sekali yang melakukan peranan sebagai kelompok sosial dan intelektual pencerahan dalam peningkatan keilmuan, sehingga kemandirian pemuda saat ini sangat sulit berkembangan dalam mengisi pembangunan bangsa dan negara.
Menyikapi hal tersebut, menunjukkan bahwa peran pemuda Indonesia mulai menghadapi degradasi dalam sepak terjangnya. Suasana perkembangan IPTEK yang terus mengalami loncatan spektakuler membuat pemuda seakan hanyut didalamnya. Pemuda Indonesia saat ini hanya bisa menikmati hasil inovasi riset yang dilakukan oleh bangsa lain, bahkan dalam pergerakannya hanya bersifat sebagai otokritik tanpa suatu solutif dalam menyikapi berbagai perkembangan IPTEK.

Arus Globalisasi IPTEK yang makin deras menghunjam setiap sektor kerja, membuat pemuda Indonesia seakan tidak bergeming untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Harapan dan cita-cita pemuda hanya berupa belajar, mendapat nilai, titel dan ijazah, dan selanjutnya mencari kerja. Demikian kondisi dilematis yang dihadapi pemuda Indonesia saat ini. Jika kondisi pemuda Indonesia demikian adanya, maka cita-cita bangsa akan hanya berada pada titik nadir tertentu.
Kita mengetahui bahwa persaingan global berlangsung dengan sangat ketat, akibat pesatnya perkembangan IPTEK dalam berbagai sendi kehidupan. Dalam persaingan global tersebut, hanya bangsa-bangsa yang mampu menguasai IPTEK yang dapat memelihara kemandirian bangsanya serta mengambil peran yang berarti dalam berbagai sektor.
Selanjutnya, disadari bahwa perkembangan IPTEK telah banyak membantu meningkatkan kualitas dan kesejahteraan kehidupan umat manusia di dunia. Namun bersamaan dengan itu pula, penerapan dan pemanfaatan hasil-hasil perkembangan IPTEK yang pesat selama ini, telah melahirkan tuntutan dan kesadaran baru akan pentingnya landasan etika dan dimensi spiritualitas serta moralitas dalam pengalaman pembangunan dibanyak negara maju. Kemajuan IPTEK yang pesat tersebut, juga ditandai dengan berkembangnya sikap dan gaya hidup global yang glamour.
Maka untuk menghadapi perkembangan IPTEK yang dahsyat tersebut, sangatlah penting bagi pemuda Indonesia untuk meningkatkan kualitasnya, baik dari segi Iman dan Takwa (IMTAK) maupun IPTEK dengan berpegang teguh pada nilai-nilai budaya bangsa maupun agama. Karena dengan bermodalkan IMTAK dan IPTEK, maka pemuda Indonesia dapat diharapkan berperan di garis depan dalam upaya pengembangan IPTEK dan perdamaian serta pembangunan yang merata dan berkeadilan secara berkesinambungan di muka bumi. Pemuda Indonesia harus menjadi pilar dan teladan dalam landasan moral, etika dan spiritual masyarakat dan bangsa dalam melaksanakan pembangunan nasionalnya.

Pengalaman telah membuktikan, bahwa penguasaan, pengembangan dan pendayagunaan IPTEK yang tidak didasari oleh moralitas, etika dan spiritualitas, akan dapat membawa manusia atau suatu bangsa menuju penderitaan, kesengsaraan dan kehancuran.
Oleh karena itu, para pemuda Indonesia harus senantiasa berada didalam jalur nilai-nilai kemanusian dan keagamaan yang luhur. Sehingga dengan menciptakan kewirausahaan dalam pembangunan dan meningkatkan pengetahuan tentang ilmu dan teknologi, serta menumbuhkembangkan jiwa kepeloporan, daya pikir, inovasi, kreativitas dalam mempersiapkan diri menjadi pemimpin masa depan akan melahirkan generasi yang profesionalis dan amanah.



BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1     Kesimpulan
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun IPTEK yang berkembang pun tidak boleh asal berkembang. Diperlukan penyeimbang yaitu kuatnya agama dan pembentukan mental yang positif. Tanpa keduanya, IPTEK akan berkembang ke arah negatif yang akhirnya menyampingkan Allah SWT.
Einstein pernah berkata, “ Science without religion is blind, religion without science is lame “. Yang artinya, “Pengetahuan tanpa agama adalah buta, agama tanpa pengetahuan adalah cacat.
Oleh karena itu, untuk mengelola dan membangun Indonesia, perlu adanya IPTEK dengan disertai kuatnya agama dan mental positif rakyat, terutama pemuda sebagai tunas harapan bangsa.
3.2     Saran
Adanya  Ilmu pengetahuan dan Teknologi  ( IPTEK ) adalah  buah pikiran manusia, manusia mengelola untuk  kemaslahatan  hidupnya. Dengan  cara meneliti,  mengembangkan, dan mengkaji  objek  penelitian sesuai dengan  keperluannya.  Untuk itu, kita semua  harus  mengenalkan IPTEK sebagai  bekal kemajuan hidupnya.  Kita harus mencitakan  alat-alat yang  bermanfaat  bagi kehidupan  sosial, melalui  IPTEK. Dan satu hal yang penting bagi  dalam mengembangkan  ITPEK kita harus  mengembangkan  ilmu pengetahuan yang ramah lingkungan untuk mengurangi   negatif  dari sebuah  teknologi.
DAFTAR PUSTAKA

Alisyahbana, Iskandar. 1980. Teknologi dan Perkembangan. Jakarta : Yayasan Idayu 
Amiruddin. 2009. Dampak kemajuan IPTEK terhadap kehidupan manusia dan sistem pendidikan [Online] (http://ilmuapaaje.blogspot.com/2009/06/dampak-kemajuan-IPTEK-terhadap.html). Diakses pada 22-07-2011.
Anonimous. 2009. Peran Pemuda Indonesia Dalam Menghadapi Kemajuan IPTEK. [Online] (http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2104988-peran-pemuda-indonesia-dalam-menghadapi/#ixzz1SoQxd2qT). Diakses pada 22-07-2011.
Anonimous. 2010. Pemuda Dan IPTEK. [Online] (http://ekspresimimpi.blogspot.com/2010/07/pemuda-dan-IPTEK.html). Diakses pada 22-07-2011.
Anonimous. 2011. Dampak IPTEK pada Kehidupan Sosial. [Online] (http://wicascout.blogspot.com/2011/03/dampak-IPTEK-pada-kehidupan-sosial.html). Diakses pada 22-07-2011.
Marwah. 2010. Dampak Negatif Kemajuan Teknologi Komunikasi. [Online] (http://marwahdaud.com/index.php?mact=News,cntnt01,print,0&cntnt01articleid=24&cntnt01showtemplate=false&cntnt01returnid=34). Diakses pada 22-07-2011.
Rakim. 2008. Dampak Teknologi Terhadap Kehidupan Manusia. [Online] (http://rakimborneo.wordpress.com/2008/06/12/dampak-teknologi-terhadap-kehidupan-manusia/). Diakses pada 22-07-2011.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar