KATA PENGANTAR
Puji
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nya penulis mampu
menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul Dampak Kemajuan Iptek pada
Generasi Muda Di Bidang Kehidupan dan Sosial.
Karya
tulis ilmiah dengan judul Dampak Kemajuan Iptek pada Generasi Muda Di Bidang
Kehidupan dan Sosial ini merupakan tugas mata pelajaran Sejarah.
Melalui
karya tulis ilmiah yang berjudul Dampak Kemajuan Iptek pada Generasi Muda Di
Bidang Kehidupan dan Sosial ini yang diharapkan dapat menunjang nilai
penulis di dalam mata pelajaran Sejarah. Selain itu, dengan hadirnya karya
tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi sehingga dapat
memberikan pengetahuan baru bagi pembacanya.
Pada
kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Handayani S.Pd selaku guru mata pelajaran
Sejarah serta kepada seluruh pihak yang terlibat di dalam penulisan karya
tulis ilmiah yang berjudul Dampak Kemajuan Iptek pada Generasi Muda Di
Bidang Kehidupan dan Sosial ini.
Penulis
menyadari bahwa, masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan karya
tulis ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini di masa yang akan datang.
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat.
Jombang, 29
Juli 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan
terbesar di dunia. Terbentang dari Sabang hingga Merauke sudah pasti
membutuhkan pembangunan dengan pengelolaan secara cermat. Baik SDA, SDM,
perekonomian, pertahanan hingga pengelolaan yang bersifat kenegaraan. Agar pembangunan
bidang-bidang tersebut dapat dikelola dengan baik, diperlukan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang canggih. Dengan demikian, untuk mengelola pembangunan
Indonesia diperlukan manajemen berbasis IPTEK.
Ironisnya, hingga saat ini IPTEK di
Indonesia masih sederhana. Untuk kawasan Aisa saja, Indonesia masih tertinggal
dalam IPTEK. Sehingga, diperlukan pengembangan IPTEK di Indonesia.
Untuk mengembangkan IPTEK, tidaklah
cukup bermodalkan niat, melainkan memerlukan dana yang tidak sedikit.
Kendalanya, disaat dana diperlukan untuk pengembangan IPTEK, perekonomian
Negara memburuk, ditambah budaya korupsi yang merajalela sehingga memperbesar
hambatan kemajuan IPTEK. Yang menjadi pertanyaan, mungkinkah IPTEK di Indonesia
akan mengalami kemajuan jika kondisi bangsa ini statis dengan korupsinya? Dan
jika IPTEK tidak maju akankah Indonesia menjadi negara maju?
Tidak dapat dipungkiri, generasi
mendatanglah yang akan menerima warisan keadaan Negara yang kalut. Tegakah kita
melihat generasi mendatang menderita akibat ulah kita ? Tentu saja tidak.
Disinilah tantangan generasi muda
saat ini untuk menjalin persahabatan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pemuda sebagai kekuatan bangsa harus mampu memikul negara. Bung Karno pernah
berkata ,“ Jangan datangkan para seribu orang tua, cukup datangkan sepuluh
pemuda, akan kuguncangkan dunia “. Jelaslah bahwa pemuda adalah tunas bangsa
yang menentukan arah bangsa ini kelak.
1.2
Rumusan
Masalah
“Bagaimanakah dampak kemajuan IPTEK pada generasi muda di bidang kehidupan dan sosial?”
1.3
Tujuan
a. Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia Dasar II.
b.
Mengetahui
dampak kemajuan IPTEK pada
generasi muda di bidang kehidupan dan sosial.
1.4
Manfaat
1.4.1 Bagi pembaca :
a. Mengetahui pengertian IPTEK.
b. Mengetahui dampak kemajuan IPTEK pada generasi muda di bidang
kehidupan dan sosial.
1.4.2 Bagi penulis :
a. Membiasakan diri untuk menyelesaikan suatu
masalah.
b. Menjadi salah satu sarana untuk melatih diri
mengembangkan bakat dalam menulis.
c. Menghasilkan karya yang dapat bermanfaat bagi
masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teknologi
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980)
Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena
dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi
sejak awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah
“teknologi belum digunakan. Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau
cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat
diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah
cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan
alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh
anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.
Nana Syaodih S. (1997: 67)
menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu teknologi sudah ada atau manusia sudah
menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dulu memecahkan kemiri dengan
batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah menggunakan
teknologi, yaitu teknologi sederhana.
Sedangkan menurut Jaques Ellul
(1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai” keseluruhan metode yang secara
rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan
manusia”Pengertian teknologi secara umum adalah:
a. proses yang meningkatkan nilai
tambah
b. produk yang digunakan dan dihasilkan
untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja
c. Struktur atau sistem di mana proses
dan produk itu dikembamngkan dan digunakan.
Dari beberapa pengertian di atas
nampak bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari adanya teknologi. Artinya,
bahwa teknologi merupakan keseluruhan cara yang secara rasional mengarah pada
ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia.
Perkembangan teknologi terjadi bila
seseorang menggunakan alat dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang
dihadapinya. Sebagai contoh dapat dikemukakan pendapat pakar teknologi
"dunia" terhadap pengembangan teknologi.
Menurut B.J. Habiebie (1983: 14) ada
delapan wahana transformasi yang menjadi prioritas pengembangan teknologi,
terutama teknologi industri, yaitu : (1)
pesawat terbang, (2) maritim dan perkapalan, (3) alat transportasi, (4)
elektronika dan komunikasi, (5) energi, (6) rekayasa , (7) alat-alat dan
mesin-mesin pertanian, dan (8) pertahanan dan keamanan.
2.2
Tingkatan Kebutuhan Manusia Terhadap IPTEK
Tingkatan kebutuhan manusia menurut
Abraham Harold Maslow (Teori Masyarakat) manusia terhenyak oleh disilusi dari
dampak negatif IPTEK terhadap kehidupan dampak positif dan negatif perkembangan
ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Capra menyatakan, bahwa budaya dunia
(dalam hal ini adalah Barat, dengan segala aspek kemajuan yang mereka peroleh)
telah terpuruk di lembah kehancuran, penuh kontradiksi, dan kacau. Penyebabnya
adalah tidak tepatnya paradigma yang digunakan dalam penyusunan kebudayaan
barat.
Jika analisa Capra di atas dikorelasikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi dengan segala dampaknya, seperti dijelaskan di atas, sepertinya analisa tersebut sangat relevan.
Menurut Holmes Rolston III, kerangka
kerja ilmiah yang digunakan para ilmuwan modern telah mengalami proses
sekularisasi. Menurut Rolston, dahulu, penjelasan ilmiah harus meliputi empat
sebab Aristotelian, yaitu efisien, material, formal, dan final. Kemudian, oleh
para ilmuwan modern, sebab formal dan final yang berkaitan dengan makna
dilepas, karena kajian ilmiah menurut mereka hanya berkaitan dengan fakta,
tidak dengan makna. Proses sekularisasi ilmu juga didorong oleh pandangan
ideologis bangsa Eropa yang cenderung rasional dan sekular serta tidak mempercayai
hal-hal yang bersifat metafisis atau spiritual.
Dari gambaran di atas, jelaslah bahwa para ilmuwan barat telah terjebak pada
alam pemikiran materialistik (menurut Auguste Comte alam positivistik), dan
menolak pembicaraan tentang hal-hal yang bersifat metafisis dan spiritual.
Karena paradigma yang mereka gunakan hanya berdasar pada paradigma
materialistik, maka dalam pengembangan ilmu pengetahuan pun, yang selanjutnya
menghasilkan teknologi, mereka sama sekali tidak mendasarkan pada nilai-nilai
yang telah digariskan Tuhan.
Lebih lanjut, jika melihat
kategorisasi dari Mahmud Muhammad Thaha tentang peradaban (madaaniyyah) dan
kebudayaan (hadlaarah), akan terlihat lebih jelas kesesatan manusia modern
dengan perkembangan IPTEK-nya. Menurut Thaha, peradaban adalah tujuan utama
hidup manusia berupa kebahagiaan dan ketentraman hidup. Sementara kebudayaan
hanyalah sarana atau alat untuk mencapai peradaban yang penuh dengan
kebahagiaan dan ketentraman hidup. Peradaban barat yang didasarkan pada
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terlalu silau dengan sarana dan alat
yang mereka ciptakan sendiri, yaitu kemajuan IPTEK. Sementara tujuan hidup yang
sebenarnya, yaitu menciptakan masyarakat berperadaban (masyarakat madani) tidak
pernah disentuh.
2.3 Dampak
Perkembangan IPTEK
Kemajuan ilmu dan teknologi (IPTEK) yang semula bertujuan untuk
mempermudah pekerjaan manusia, tetapi kenyataannya teknologi telah menimbulkan
keresahan dan ketakutan baru bagi kehidupan manusia. Ketakutan yang dirasakan
oleh manusia akibat perkembangan teknologi ini disebabkan adanya kekhawatiran
akan adanya penyalahgunaannya oleh orang yang tidak bertanggung jawaab.
Berbicara tentang dampak dari
perkembangan IPTEK, maka kita akan dihadapka pada berbagai bidang, bahkan
hampir semua aspek dalam kehidupan di dunia ini peyang dapat dipengaruhi oleh
adanya perkembangan IPTEK, seperti yang kita lihat sekarang ini, semua orang
dalam kehidupannya sehari-hari hampir tidak bisa lepas dari teknologi, seorang
dosen kalau pergi ke kampus tidak lupa membawa, laptop dan LCD, setiap orang
selalu berdampingan dengan HP, saat jam istirahat di rumah, selalu ditemani
dengan tayangan Televisi, dan lain sebagainya, kesemuanya itu hanya sebagian
kecil dari pengaruh perkembangan yang ditimbulkan oleh IPTEK.
Sebagai contoh PSS saat ini
mengidentifikasi bahwa penyalahgunaan senjata nuklir, kimia, biologi dan
radiologi serta WMO lain merupakan merupakan salah satu klaster ancaman bersama
bagi umat manusia. Padahal hal tersebut merupakan hasil pemikiran manusia yang
genius. Apalagi kalau perkembangan tersebut bersinergi negative dengan bahaya
terhadap keamanan lain, baik yang bersifat simetrik seperti antar Negara maupun
bahaya asimetrik seperti terorisme dan kejahatan transnasional terorganisasi
yang disponsori oleh “nonstate actors”. Hal tersebut tidak hanya
membahayakan Negara sebagai kesatuan (statecentric), tetapi juga
membahayakan keamanan manusia (human security). (Sofyan Sauri, 2009).
Dengan adanya perkembangan IPTEK
manusia medapatkan berbagai kemudahan dalam melaksanakan kegiatannya
sehari-hari. Bahkan saat sekarang ini hampir setiap orang itu tidak bisa
terpisah dari adanya teknologi, setiap orang memanfaatkan alat komunikasi
langsung jarak jauh seperti HP untuk berhubungan dengan orang lain yang berjauhan.
Orang kalau ingin bepergian ke luar negeri tidak lagi memerlukan waktu yang
lama, karena mereka tinggal naik pesawat terbang, dengan beberapa menit saja
mereka sudah sampai di tempat tujuan yang dituju, selain itu berbagai kegiatan
yang pada awalnya dilakukan dengan menggunakan banyak tenaga manusia untuk
mengerjakannya, kini dengan adanya perkembangan IPTEK semuanya itu dapat
teratasi dengan penggunaan tenaga mesin untuk melakukan pekerjaan tersebut
dengan waktu yang relatif lebih cepat daripada menggunakan tenaga manusia secara
manual.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa
adanya perkembangan IPTEK, manusia sangat banyak terbantu untuk memenuhi
berbagai kebutuhan dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari, tetapi disisi lain manusia juga harus sadar akan adanya
berbagai macam ancaman yang dapat ditimbulkan oleh adanya perkembangan IPTEK
tersebut, yang akan dapat membahayakan bagi manusia itu sendiri.
Akan tetapi teknologi juga dapat
memberikan
pengaruh negatif salah satunya adalah bergesernya nilai-nilai budaya dalam masyarakat. Pada
mulanya teknologi diciptakan oleh manusia
untuk dapat memenuhi kebutuan manusia itu sendiri, akan tetapi pada
perkembangan selanjutnya justru teknologi tersebut disalah gunakan. Misalnya
lewat teknologi internet atau dunia maya orang akan semakin mudah mengakses
situs-situs porno yang justru itu datang
dari generasi muda, hal ini tentu membuat pergeseran norma asusila dalam hidup generasi
muda tersebut. Ini menjadi satu contoh dari sekian banyak contoh yang ada dalam
kehidupan sehari hari masyarakat.
Contoh lain adalah dampak teknologi
adalah dalam bidang militer, berpuluh – puluh macam senjata dicipatakan untuk
membunuh manusia, kemana larinya budaya untuk saling menolong, menghargai
sesama manusia kalau teknologi yang diciptakan justru dipakai untuk membunuh
manusia sendiri. Yang paling hangat dalam ingatan kita tentunya kasus
penculikan dan perkosaan yang dilakukan oleh pelajar beberapa waktu lalu yang
justru dilakukan setelah pada mulanya berkenalan lewat media teknologi jejaring
sosial online facebook. Dengan begitu mudahnya orang dapat mengakses informasi
diri dan menyebarluaskan kepada sesama teman, akibatnya prostitusi pun dapat
dilakukan lewat dunia maya ini yang justru merupakan efek dari perkembangan
teknologi modern. Dan masih banyak lagi contoh betapa perkembangan teknologi
yang begitu canggih justru disalah gunakan mengakibatkan bergesernya nilai –
nilai budaya umat manusia itu sendiri.
Dari segala dampak terburuk dari
perkembangan IPTEK adalah dampak terhadap perilaku dari manusia penciptanya. IPTEK
telah membuat sang penciptanya dihinggapi sikap over confidence dan
superioritas tidak saja terhadap alam lingkungan melainkan pula terhadap
sesamanya. Eksploitasi terhadap alam dan dominasi pihak yang kuat (negara
Barat) terhadap pihak yang lemah (negara dunia ketiga) merupakan ciri yang
melekat sejak lahirnya revolusi industri.
Oleh karena itu, dalam menghadapi
fenomena ini pemerintah dianggap perlu mengembangkan suatu sistem pendidikan
yang berbasis pada perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi tersebut.
Tujuannya sangat sederhana, membuat pelajar-pelajar di negeri kita dapat
bersaing dan mengejar ketertinggalan dari pelajar di negeri maju tanpa perlu
kehilangan nilai-nilai kemanusian dan budaya yang kita miliki. Atau dengan kata
lain, peserta didik di jenjang pendidikan dasar perlu diarahkan dan dibekali
pendidikan teknologi guna menuju masyarakat yang "melek teknologi" yaitu
bercirikan mampu mengenal, mengerti, memilih, menggunakan, memelihara,
memperbaiki, menilai, menghasilkan produk teknologi sederhana, dan peduli
terhadap masalah yang berkaitan dengan teknologi.
2.4
Hubungan IPTEK dengan Kehidupan Sosial
Dalam
abad ke-20
IPTEK berkembang pesat berkat pemakaian alat-alat yang makin
sempurna, sehingga mendapat sebutan IPTEK modern. Kemajuan IPTEK
mendorong majunya teknologi yang makin dapat
memakmurkan kehidupan manusia, karena tujuan teknologi memang
diadakan untuk kebutuhan manusia. Namun, di samping tujuan
dapat tercapai, terjadi pula dampak sampingan ( side-effect ) yang
dapat mengganggu. Untuk itu diupayakan peningkatan kegunaan
teknologi dan memperkecil dampaknya. Bila hal tersebut tercapai,
maka kegiatan mempergunakan teknologi mamperoleh nilai
ekonomis yang berarti. Misalnya, pemakaian pesawat terbang
besar dan cepat memudahkan orang mencapai tujuan, tetapi
kejatuhannya menimbulkan risiko besar. Jadi, tujuan dapat dicapai
dengan hasil maksimal, sementara dampaknya diperkecil.
Abraham
Harold Maslow berbendapat, bahwa manusia adalah makhluk
yang memiliki berbagai kebutuhan yang digambarkan sebagai piramida.
Landasannya lebar, makin ke atas makin kecil. Kebutuhan pertama
yang wajib dipenuhi manusia adalah kebutuhan fisik yang juga dapat
disebut sebagai kebutuhan primer (basic needs): sandang (pakaian), pangan (makanan), dan papan (tempat
tinggal). Setelah kebutuhan fisik terpenuhi, manusia perlu
keamanan demi kelangsungan hidupnya. Kemudian diperlukan
bermasyarakat sebagai kehidupan sosial selaku homo
socius. Manusia yang dapat lebih cepat dan banyak memperoleh
kebutuhan hidupnya merasa perlu memperoleh harga diri.
Akhirnya manusia memerlukan aktualisasi diri sebagai
tujuan tertinggi. Keempat tujuan terakhir, yaitu keamanan,
pengakuan sosial, harga diri, dan aktualisasi diri merupakan
kebutuhan psikis, yang dapat juga disebut sebagai kebutuhan
sekunder ataupun tersier. Dari hari ke hari kebutuhan manusia baik
fisik maupun psikis terus meningkat, secara kuantitatif
maupun kualitatif.
Pengetahuan
teknologi (technological knowledge) merupakan pengetahuan
mengenai proses-proses fisik yang secara operasional
terwujud dalam teknologi. Sehingga kemampuan berteknologi
(technological capability) merupakan usaha untuk
menggunakan tenaga teknologi secara efektif yang dapat
dicapai melalui upaya teknologis (technological effort).
Tujuan positifnya bagi manusia yang akan dicapai,
sementara dampak sampingan yang negatif perlu diperkecil.
2.5 Pengaruh IPTEK dalam Kehidupan Manusia
Pengaruh IPTEK dalam
kehidupan kita sangatlah banyak, antara
lain: Perubahan satu paradigma IPTEK dapat menyebabkan
"revolusi" dalam semua bidang kehidupan: literatur, ekonomi, seni,
politik, arsitektur, sosial, dan religi. IPTEK telah menyebabkan kita tidak
tergantung pada alam.
IPTEK
telah membebaskan kita dari takhayul dan memerdekakan kita dari berbagai hukum
alam. Fenomena gerhana bulan bagi yang mengetahui IPTEK tidak lagi menyeramkan.
Bagi yang menguasai IPTEK, hukum alam itu dapat dikontrolnya. Air yang hukumnya
selalu mencari tempat yang lebih rendah dapat dibuat mampu memanjat ke gedung
bertingkat seratus. Benda berat seperti besi yang hukumnya harus jatuh ke bumi
dapat dibuat mampu terbang dan membawa ratusan manusia. Barang yang memiliki
berat jenis lebih besar dari air yang kodratnya akan tenggelam, kini dapat
diapungkan. Dengan teknologi, hujan dapat dibuat, gempa dapat diprediksi, cuaca
dapat diprakirakan. Teknologi telah memerdekakan manusia dari alam, dan ia
punya potensi untuk memerdekakan manusia dari sesamanya.
Perubahan
mendasar dalam IPTEK akan membawa perubahan mendasar dalam semua bidang
kehidupan. Selama 2000 tahun kosmologi Aristotelian telah mewarnai sistem
politik, sosial, ekonomi dan bidang kehidupan lainnya. Sistem Aristotelian yang
menggambarkan jagad ini bak sebuah bola kristal yang luar biasa besamya, dengan
bumi di tengah-tengah dan planet-planet mengitarinya, di mana manusia dan
makhluk lainnya telah dilahirkan dalam hirarki yang tak dapat ditolak, membawa
implikasi munculnya sistem sosial yang sangat kurang demokratis menurut ukuran
kini; ada kasta misalnya, dan itu diterima dengan ikhlas.
Tapi,
munculnya Galileo telah meruntuhkan "kebenaran" yang dipercayai
selama dua millenium itu. Bersamaan itu ia juga meruntuhkan sistem sosial yang
selama ini dianut oleh masyarakat, terutama yang hidup di Amerika dan Eropa.
Sejak era Galileo, pandangan hidup (world view) kita berubah. Jagad tidak lagi
dipandang statis tapi dinamis, bumi bukanlah pusat jagad tetapi sebagian kecil
daripadanya. Pandangan ini tak ayal lagi merombak sistem berpikir manusia, memperluas
wawasan dan meningkatkan rasa percaya diri mereka. Sistem sosial-politik
berubah menjadi lebih terbuka. Banyak nilai-nilai lama yang runtuh dan
tergantikan.
Teknologi-teknologi
yang telah membawa perubahan monumental dalam kehidupan manusia adalah jam
(membantu manusia masuk dalam konteks waktu); kompas (menolong manusia memasuki
medan ruang); teleskop (mendorong manusia untuk melebarkan cakrawala ke ujung
kosmis); dan mikroskop (yang telah membawa manusia ke era sub-atomik).
Teori-teori
ilmu pengetahuan yang telah membawa revolusi berfikir manusia adalah hukum
gravitasi (membawa manusia ke dalam konteks keteraturan dan harmorni jagat);
penemuan elektromagnetik (yang membawa revolusi informasi dan mempertanyakan
makna jarak); serta teori evolusi (yang membawa kita ke pemikiran tentang
pertumbuhan dan tahapan perkembangan).
2.6 Peran Pemuda Indonesia dalam
Pengembangan IPTEK
Sesungguhnya
pemuda bukan sekedar bagian dari lapisan sosial dalam masyarakat. Akan tetapi,
pemuda merupakan agent of change (agen perubah) dan agent of social control
(agen kontrol sosial). Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, pemuda selalu
menempati peran yang sangat strategis dari setiap peristiwa penting yang
terjadi. Bahkan dapat dikatakan bahwa pemuda menjadi tulang punggung dari
keutuhan perjuangan melawan penjajahan Belanda dan Jepang ketika itu.
Sejarah
telah membuktikan, bahwa diberbagai belahan dunia, perubahan sosial politik
menempatkan pemuda di garda depan. Peranannya menyeluruh, tak hanya mata air,
tapi juga hulu, hilir sampai muara, bahkan pemuda sebagai air atau sumber
energi perubahan. Tak tanggung-tanggung pemimpin seperti Bung Karno (Presiden
RI Pertama) mengungkapkan kata-kata pengobar semangat “ Beri aku sepuluh
pemuda, maka akan kuguncangkan dunia, jika ada sembilan pemuda lagi maka
Indonesia pasti berubah”.
Sejak
era reformasi bergulir tahun 1998, dimana pemuda juga punya peran luar biasa.
Banyak orang kecewa karena reformasi tidak jadi katalisator proses pencerahan
kehidupan berbangsa dan bernegara, malah sebaliknya. Sekarang pemuda lebih
banyak melakukan peranan sebagai kelompok politik, dan sedikit sekali yang
melakukan peranan sebagai kelompok sosial dan intelektual pencerahan dalam
peningkatan keilmuan, sehingga kemandirian pemuda saat ini sangat sulit
berkembangan dalam mengisi pembangunan bangsa dan negara.
Menyikapi hal tersebut, menunjukkan bahwa peran pemuda Indonesia mulai
menghadapi degradasi dalam sepak terjangnya. Suasana perkembangan IPTEK yang
terus mengalami loncatan spektakuler membuat pemuda seakan hanyut didalamnya.
Pemuda Indonesia saat ini hanya bisa menikmati hasil inovasi riset yang
dilakukan oleh bangsa lain, bahkan dalam pergerakannya hanya bersifat sebagai
otokritik tanpa suatu solutif dalam menyikapi berbagai perkembangan IPTEK.
Arus
Globalisasi IPTEK yang makin deras menghunjam setiap sektor kerja, membuat
pemuda Indonesia seakan tidak bergeming untuk menciptakan lapangan pekerjaan.
Harapan dan cita-cita pemuda hanya berupa belajar, mendapat nilai, titel dan
ijazah, dan selanjutnya mencari kerja. Demikian kondisi dilematis yang dihadapi
pemuda Indonesia saat ini. Jika kondisi pemuda Indonesia demikian adanya, maka
cita-cita bangsa akan hanya berada pada titik nadir tertentu.
Kita
mengetahui bahwa persaingan global berlangsung dengan sangat ketat, akibat
pesatnya perkembangan IPTEK dalam berbagai sendi kehidupan. Dalam persaingan
global tersebut, hanya bangsa-bangsa yang mampu menguasai IPTEK yang dapat
memelihara kemandirian bangsanya serta mengambil peran yang berarti dalam
berbagai sektor.
Selanjutnya,
disadari bahwa perkembangan IPTEK telah banyak membantu meningkatkan kualitas
dan kesejahteraan kehidupan umat manusia di dunia. Namun bersamaan dengan itu
pula, penerapan dan pemanfaatan hasil-hasil perkembangan IPTEK yang pesat
selama ini, telah melahirkan tuntutan dan kesadaran baru akan pentingnya
landasan etika dan dimensi spiritualitas serta moralitas dalam pengalaman
pembangunan dibanyak negara maju. Kemajuan IPTEK yang pesat tersebut, juga
ditandai dengan berkembangnya sikap dan gaya hidup global yang glamour.
Maka
untuk menghadapi perkembangan IPTEK yang dahsyat tersebut, sangatlah penting
bagi pemuda Indonesia untuk meningkatkan kualitasnya, baik dari segi Iman dan
Takwa (IMTAK) maupun IPTEK dengan berpegang teguh pada nilai-nilai budaya
bangsa maupun agama. Karena dengan bermodalkan IMTAK dan IPTEK, maka pemuda
Indonesia dapat diharapkan berperan di garis depan dalam upaya pengembangan IPTEK
dan perdamaian serta pembangunan yang merata dan berkeadilan secara
berkesinambungan di muka bumi. Pemuda Indonesia harus menjadi pilar dan teladan
dalam landasan moral, etika dan spiritual masyarakat dan bangsa dalam
melaksanakan pembangunan nasionalnya.
Pengalaman
telah membuktikan, bahwa penguasaan, pengembangan dan pendayagunaan IPTEK yang
tidak didasari oleh moralitas, etika dan spiritualitas, akan dapat membawa
manusia atau suatu bangsa menuju penderitaan, kesengsaraan dan kehancuran.
Oleh
karena itu, para pemuda Indonesia harus senantiasa berada didalam jalur
nilai-nilai kemanusian dan keagamaan yang luhur. Sehingga dengan menciptakan
kewirausahaan dalam pembangunan dan meningkatkan pengetahuan tentang ilmu dan
teknologi, serta menumbuhkembangkan jiwa kepeloporan, daya pikir, inovasi,
kreativitas dalam mempersiapkan diri menjadi pemimpin masa depan akan
melahirkan generasi yang profesionalis dan amanah.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
Kesimpulan
Kemajuan
teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini,
karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan. Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi
diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan
banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia.
Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang
dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini.
Namun IPTEK yang
berkembang pun tidak boleh asal berkembang. Diperlukan penyeimbang yaitu
kuatnya agama dan pembentukan mental yang positif. Tanpa keduanya, IPTEK akan
berkembang ke arah negatif yang akhirnya menyampingkan Allah SWT.
Einstein pernah berkata, “ Science
without religion is blind, religion without science is lame “. Yang artinya, “Pengetahuan tanpa agama adalah buta, agama tanpa pengetahuan adalah
cacat”.
Oleh karena
itu, untuk
mengelola dan membangun Indonesia, perlu adanya IPTEK dengan disertai kuatnya
agama dan mental positif rakyat, terutama pemuda sebagai tunas harapan bangsa.
3.2 Saran
Adanya
Ilmu pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ) adalah buah pikiran
manusia, manusia mengelola untuk kemaslahatan hidupnya.
Dengan cara meneliti, mengembangkan, dan mengkaji objek
penelitian sesuai dengan keperluannya. Untuk itu, kita semua
harus mengenalkan IPTEK sebagai bekal kemajuan hidupnya. Kita
harus mencitakan alat-alat yang bermanfaat bagi
kehidupan sosial, melalui IPTEK. Dan satu hal yang penting
bagi dalam mengembangkan ITPEK kita harus mengembangkan
ilmu pengetahuan yang ramah lingkungan untuk mengurangi
negatif dari sebuah teknologi.
DAFTAR
PUSTAKA
Alisyahbana, Iskandar. 1980. Teknologi
dan Perkembangan. Jakarta : Yayasan Idayu
Anonimous. 2010. Pemuda Dan IPTEK.
[Online] (http://ekspresimimpi.blogspot.com/2010/07/pemuda-dan-IPTEK.html).
Diakses pada 22-07-2011.
Anonimous. 2011. Dampak IPTEK
pada Kehidupan Sosial. [Online]
(http://wicascout.blogspot.com/2011/03/dampak-IPTEK-pada-kehidupan-sosial.html).
Diakses pada 22-07-2011.
Rakim. 2008. Dampak Teknologi
Terhadap Kehidupan Manusia. [Online]
(http://rakimborneo.wordpress.com/2008/06/12/dampak-teknologi-terhadap-kehidupan-manusia/).
Diakses pada 22-07-2011.