Selasa, 27 Maret 2012

mahasiswa & kenaikan harga BBM

Mahasiswa itu diddik untuk memberikan solusi bukan aksi teriak-teriak memekakan telinga di jalan yang gak pasti di dengar tapi pasti bikin macet, apalagi demo untuk kenaikan harga BBM, bukan ngasih solusi tapi menambah pemakaian BBM karenabanyak pengendara yang harus jalan merayap ataupun yang putar balik...

Harusnya semua mahasiswa berbagai jurusan dan berbagai almamater yang ada ini berkoalisi tapi tidak untuk koalisi turun ke jalan, melainkan berkoalisi menemukan teknologi yang dapat mensubtitusi BBM agar pemerintah tidak mengeluh setiap tahunnya...

yang punya basic kimia atau lainnya, merumuskan teknologi yang sesuai, yang jurusan pertanian menyiapkan bahan bakunya, yang teknik menyiapkan alatnya, yang ekonomi mencari dan menghitung pendanaannya, yang psikologi mensosialisasikannya kepada masyarakat, dsb...

kalau demikian itu baru namanya MAHASISWA dan benar-benar agen of change, benar benar seorang cendekia harapan bangsa..

bukan aksi baris-berbaris kayak anak TK yang mau karnaval sambil bawa sepandung bertuliskan coretan-coretan karya orang-orang yang tidak berpendidikan yang bisanya hanya mencela ...



Aku tahu setiap mahasiswa punya sisi idealis yang berbeda beda,sehingga banyak yang masih suka berdemo, tapi banyak juga yang mengecam aksi demo.

namun yang aku lihat aksi yang ada bukan jalan yang tepat, aksi longmarch hanya akan memacetkan jalan, menambah pemakaian BBM, membuat gerah rakyat, supir angkot tak dapat bekerja, bus tak dapat berjalan, aksi boikot pom akan semakin menzolimi pengguna pom bensin yang akan mengisi dan menguntungkan pemilik pom karena bensinnya tak terjual hari ini dan tertimbun untuk dinaikan harganya nantinya, dan itu untung bagi dia dan tidak bagi pembeli, aksi di depan lembaga pemerintah, aparatur yang didalamnya jadi terganggu, sehingga pelayanan untuk rakyat kecil yang harusnya segera selesai jadi tertunda, atau bahkan tidak terselesaikan karena petugasnya tidak bisa masuk ke kantor, dan aksi dimanapun juga akan mendatangkan polisi yang harunya ia bisa mengerjakan tugas yang lain malah sibuk mengurusi demonstran, belum lagi TNI, biasanya membantu membangun untuk pebaikan di daerah2 tapi malah harus diturunkan untuk mengamankan demo, belum lagi yang anarkis, semuanya dirusak dan setelah rusak dari mana uang untuk menganti, kalau bukan APBD/APBN, harusnya untuk membangun desa malah digunakan untuk membenahi fasilitas yang dirusak..??? sehingga di luar masyarakat bukannya simpatik terhadap kita, namun justru prihatin dengan aksi kita..

bukankah lebih berarti bila energy dan tenaga kita di gunakan untuk gotong royong membangun desa2 yang tertinggal… masyarakat pasti akan senang dengan aksi yang demikian.. (Inilah Idealismeku)



HIDUP MAHASISWA... !!!!  HIDUP MAHASISWA... !!!!  HIDUP MAHASISWA... !!!!  HIDUP MAHASISWA... !!!!  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar