BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sejarah
HPLC ditemukan sebelum tahun 1970-an, beberapa metode kromatografi dapat
diandalkan komersial tersedia untuk ilmuwan laboratorium. Selama 1970-an,
sebagian besar pemisahan kimia dilaksanakan menggunakan berbagai teknik
termasuk terbuka kromatografi kolom, kromatografi kertas, dan kromatografi
lapis tipis. . Namun, teknik-teknik kromatografi ini tidak memadai untuk kuantifikasi
senyawa dan resolusi antara senyawa yang serupa. Selama waktu ini, kromatografi
cairan tekanan mulai digunakan untuk mengurangi flowthrough waktu, sehingga
mengurangi waktu pemurnian senyawa yang terisolasi oleh kolom chromatogaphy.
Namun, laju aliran tidak konsisten, dan pertanyaan apakah lebih baik untuk
memiliki laju aliran konstan atau tekanan konstan diperdebatkan. (Analytical
Chem. vol 62, no. 19, oct 1 1990). (Analytical Chem. Vol 62, no. 19, 1 Oktober
1990).
Kromatografi
cairan tekanan tinggi dikembangkan pada pertengahan tahun 1970-an dan segera
ditingkatkan dengan pengembangan bahan kemasan kolom dan kenyamanan tambahan
on-line detektor. Pada akhir 1970-an, metode baru termasuk fase terbalik
kromatografi cair yang diperbolehkan untuk meningkatkan pemisahan antara
senyawa yang sangat mirip. Pada tahun 1980-an HPLC sering digunakan untuk
pemisahan senyawa kimia. Meningkatkan teknik-teknik baru pemisahan,
identifikasi, pemurnian dan kuantifikasi jauh di atas teknik-teknik sebelumnya.
Komputer dan otomatisasi menambah kenyamanan HPLC. Perbaikan dalam kolom jenis
dan dengan demikian reproduktifitas dibuat sebagai istilah-istilah seperti
mikro-kolom, kolom afinitas, dan Fast HPLC mulai immerge.
Dimensi
kolom HPLC yang khas adalah: XXX mm panjang dengan diameter internal antara 3-5
mm. Diameter yang biasa mikro-kolom, atau kolom kapiler, berkisar dari 3 μm
sampai 200 μm. Fast HPLC menggunakan kolom yang lebih singkat dari kolom yang
khas, dengan panjang sekitar 3 mm lama, dan mereka dipenuhi dengan partikel
yang lebih kecil.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah
teori dasar serta prinsip dasar dari HPLC ?
2.
Bagaimanakah
penggunaan / penerapan HPLC dalam proses analisis kimia?
BAB
II
ISI
2.1 Pengertian
HPLC (High Performance
Liquid Chromatography)
HPLC
adalah metode analisis yang populer karena mudah untuk dipelajari dan digunakan
dan tidak dibatasi oleh volatilitas atau stabilitas senyawa sampel. sejarah
bagian HPLC menggambarkan evolusi dari tahun 1970 ke tahun 1990-an. HPLC modern
memiliki banyak aplikasi termasuk pemisahan, identifikasi, pemurnian, dan kuantifikasi
dari berbagai senyawa.
Kromatografi
cair berkinerja tinggi (HPLC) adalah sebuah bentuk kromatografi cair untuk
memisahkan senyawa-senyawa yang terlarut dalam larutan. Alat HPLC terdiri dari
sebuah waduk fase gerak, sebuah fase stasioner, sebuah pompa, sebuah injektor,
sebuah kolom pisah, dan sebuah detektor. Senyawa-senyawa dipisahkan dengan
menginjeksikan campuran sampel ke dalam kolom. Komponen-komponen yang berbeda
dalam campuran ini melewati kolom dengan kecepatan berbeda-beda akibat
perbedaan perilaku penyekatannya antara fase cair (gerak) dan fase stasioner.
Pada
instrumen HPLC, pelarut-pelarut harus dihawagaskan (dihilangkan komponen
gasnya) untuk menghalangi pembentukan gelembung-gelembung. Pompa memberikan
tekanan tinggi yang tetap tanpa berpulsasi, dan bisa diprogramkan untuk
memvariasikan komposisi pelarut selama berlangsungnya pemisahan.
Detektor-detektor bergantung pada perubahan indeks refraktif, serapan
UV-tampak, atau fluoresensi setelah eksitasi dengan panjang gelombang yang
sesuai. Berikut ini adalah skema dari sebuah instrumen HPLC.
Sebuah
HPLC adalah komponen yang mengemisikan sebuah respon akibat senyawa sampel yang
terelusi dan selajutnya memberi sinyal sebuah puncak pada kromatogram. Detektor
ini terletak tepat dibelakang fase stasioner untuk mendeteksi senyawa-senyawa
pada saat terelusi dari kolom. Luas-bidang dan tinggi puncak biasanya bisa
disesuaikan dengan menggunakan kontrol tuning yang kasar dan halus, dan parameter
deteksi dan kesensitifan juga bisa dikontrol (pada kebanyakan kasus). Ada
banyak tipe detektor yang bisa digunakan dengan HPLC. Beberapa detektor yang
umum antara lain: Indeks Refraksi (RI), Utlra-Violet (UV), Fluorescent,
Radiokimia, Elektrokimia, Mendekati-Infra Merah (Near-MS), Spektroskopi Massa
(MS), NMR, dan Penghamburan Cahaya (LS).
2.2 Macam fase pada HPLC (High
Performance Liquid Chromatography)
1.
Fase Gerak
Fase
gerak dalam HPLC adalah pelarut yang secara terus menerus dimasukkan ke dalam
kolom, atau fase stasioner. Fase gerak berfungsi sebagai pengangkut larutan
sampel. Larutan sampel diinjeksikan ke dalam fase gerak melalui sebuah lubang
injektor. Pada saat larutan sampel mengalir dalam sebuah kolom bersama-sama
dengan fase gerak, komponen-komponen dari larutan ini akan bermigrasi menurut
interaksi-interaksi non-kovalen dari senyawa dengan kolom. Interaksi kimia fase
gerak dan sampel, dengan kolom, menentukan tingkat migrasi dan pemisahan
komponen yang terdapat dalam sampel. Sebagai contoh, sampel-sampel yang
memiliki interaksi lebih kuat dengan fase gerak dibanding dengan fase diam akan
lebih cepat terelusi dari kolom, sehingga memiliki waktu retensi yang lebih
singkat dan sebaliknya. Fase gerak bisa diubah untuk memanipulasi
interaksi sampel dan fase stasioner. Ada beberapa jenis fase gerak yaitu:
isokratis, gradien, dan polytyptic.
Pada
elusi isokratis senyawa-senyawa dielusi dengan menggunakan komposisi fase gerak
yang konstan. Semua senyawa mulai bermigrasi dalam kolom pada saat analisis
dimulai. Akan tetapi, masing-masing bermigrasi dengan kecepatan berbeda,
sehingga ada laju elusi yang cepat dan lambat. Tipe elusi ini sederhana dan
tidak mahal, tetapi resolusi beberapa senyawa dipertanyakan dan elusi tidak
bisa diperoleh dalam waktu singkat.
Pada
elusi gradien, senyawa-senyawa dielusi dengan meningkatkan kekuatan pelarut
organik. Sampel diinjeksikan sambil sebuah fase gerak yang lebih lemah
diaplikasikan ke dalam sistem. Kekuatan fase gerak selanjutnya ditingkatkan
dengan menambah fraksi pelarut organik, yang selanjutnya menghasilkan elusi
komponen tertinggal. Ini biasanya dilakukan secara bertahap atau linear.
Fase
gerak polytyptic, terkadang disebut sebagai kromatografi mode bercampur, adalah
sebuah metode serbaguna dimana beberapa tipe tehnik kromatografi bisa
menggunakan kolom yang sama. Kolom-kolom ini mengnadung resin-resin hidrofob
makro-pori yang kaku, yang terikat secara kovalen dengan sebuah lapisan organik
hidrofil. SEC, IEC, kromatografi hidrofob, atau kromatografi afinitas adalah
beberapa metode yang bisa digunakan. Dengan mengubah fase gerak, cara pemisahan
berarti dapat diubah sehingga memungkinkan operator kromatografi mencapai
selektivitas yang diinginkan dalam pemisahan.
2.
Fase Stasioner
Fase
stasioner dalam HPLC adalah pendukung padat yang terdapat dalam kolom yang di
dalamnya fase gerak terus mengalir. Larutan sampel diinjeksikan ke dalam fase
gerak pengujian melalui lubang injektor. Ketika larutan sampel mengair bersama
dengan fase gerak dalam fase stasioner, komponen-komponen larutan tersebut akan
bermigrasi menurut interaksi non-kovalen dari senyawa dengan fase stasioner.
Interaksi kimia, dari fase stasioner dan sampel dengan fase gerak, menentukan
tingkat migrasi dan pemisahan komponen-komponen yang terdapat dalam sampel. Sebagai
contoh, sampel-sampel yang memiliki interaksi lebih kuat dengan fase stasioner
dibanding dengan fase gerak akan terelusi dari kolom lebih lambat, sehingga
memiliki waktu retensi yang lebih lama dan sebaliknya.
Kolom-kolom
yang mengandung berbagai jenis fase stasioner telah banyak diperdagangkan.
Beberapa fase stasioner yang umum antara lain: Cair-Cair, Padat-Padat
(Adsorpsi), Size Exclusion, Fase Normal, Fase Terbalik, Pertukaran Ion, dan
Afinitas.
Pompa-Pompa
HPLC
Ada
beberapa tipe pompa yang tersedia untuk digunakan dalam analisis HPLC, yaitu:
Pompa Piston Berbalas, Pompa Tipe Semprot, dan Pompa Tekanan Konstan.
Pompa
Piston Berbalas terdiri dari sebuah piston yang dikendalikan oleh sebuah motor
kecil, yang bergerak cepat ke depan dan ke belakang dalam sebuah bilik hidrolik
yang bisa bervariasi volumenya mulai dari 35 – 400 μL. Pada gerakan ke
belakang, katup kolom pemisah tertutup, dan piston menarik pelarut dari waduk
fase gerak. Pada gerakan ke depan, pompa menekan pelarut keluar dari kolom dari
waduk. Banyak laju aliran yang bisa dipertahankan dengan mengubah volume
gerakan piston selama masing-masing siklus, atau dengan mengubah frekuensi
gerakan. Pompa dengan kepala dua atau tiga terdiri dari unit-unit ruang piston
identik yang beroperasi pada 180 atau 120 derajat dari fase. Tipe sistem pompa
ini jauh lebih halus karena salah satu pompa sedang terisi sedang yang lainnya
kosong.
Pompa
Tipe Semprot paling cocok untuk kolom-kolom yang berlubang karena pompa ini
hanya menyalurkan volume fase gerak tertentu sebelum harus diisi ulang.
Pompa-pompa ini memiliki volume antara 250 hingga 500 mL. Pompa beroperasi
dengan sekrup motor yang menyalurka fase gerak ke kolom dengan laju konstan.
Laju penyaluran pelarut dikendalikan dengan mengubah tegangan pada motor.
Pada
Pompa Tekanan Konstan fase gerak disalurkan melalui kolom dengan menggunakan
tekanan dari sebuah silinder gas. Sebuah sumber gas bertekanan rendah
diperlukan untuk menghasilkan tekanan cair yang tinggi. Tatanan pengatupan
memungkinkan pengisian ulang ruang pelarut dengan cepat yang memiliki kapasias
sekitar 70 mL. Ini memberikan laju aliran fase gerak yang kontinyu.
Injektor
untuk HPLC
Sampel-sampel
diinjeksikan ke dalam HPLC melalui sebuah lubang injeksi. Lubang injeksi ini
biasanya terdiri dari sebuah katup injeksi dan loop sampel. Sampel biasanya
dilarutkan dalam fase gerak sebelum injeksi ke dalam loop sampel. Sampel
kemudian dimasukkan ke dalam sebuah semprot dan diinjeksikan ke dalam loop
melalui katup injeksi.
Pemutaran
rotor katup akan menutup katup dan membuka loop untuk menginjeksikan sampel ke
dalam aliran fase gerak. Volume katup bisa berkisar antara 10 μl sampai lebih
dari 500 μl. Pada sistem HPLC modern, injeksi sampel biasanya otomatis.
Injeksi
stopped-flow merupakan sebuah metode dimana pemompaan dihentikan sehingga
memungkinkan lubang injeksi mendapatkan tekanan atmosfir. Pipa semprot yang
mengandung sampel kemudian diinjeksikan ke dalam katup dengan cara biasa,
aliran dalam kolom bisa dijadikan nol dan dengan rdapat di depan injektor.
Metode ini bisa digunakan sampai pada tekanan yang sangat tinggi.
Kolom
Detektor dan Batas Deteksi
Detektor
untuk cepat dilanjutkan dengan mengalihkan fase gerak menggunakan katup
tiga-arah.
Prinsip
Kerja Padat-Padat
Senyawa-senyawa
yang memiliki gugus-gugus fungsional yang mampu terikat dengan ikatan hidrogen
yang kuat akan menempel lebih kuat ke fase stasioner dibanding senyawa-senyawa
yang kurang polar. Sehingga, senyawa-senyawa yang kurang polar akan terelusi
dari kolom lebih cepat dibanding senyawa-senyawa yang sangat polar.
Prinsip
kerja Cair-Cair
Sama
dengan padat-padat akan tetapi, tehnik ini lebih cocok untuk sampel-sampel yang
memiliki polaritas sedang yang dapat larut dalam pelarut organik yang sedikit
polar sampai yang polar. Pemisahan non-elektrolit dicapai dengan mencocokkan
polaritas sampel dan fase stasioner dan dengan menggunakan sebuah fase gerak
yang memiliki polaritas yang jauh berbeda.
Prinsip
kerja Size-Exclusion
Didasarkan
pada ukuran molekul senyawa yang sedang dianalisis. Fase stasioner terdiri dari
butiran-butiran berpori. Senyawa-senyawa yang lebih besar akan dikeluarkan dari
bagian interior butiran sehingga akan terelusi pertama kali. Senyawa-senyawa
yang lebih kecil akan dibiarkan memasuki butiran-butiran dan akan terelusi
menurut kemampuan mereka untuk keluar dari pori-pori berukuran sama dengan
tempat sebelumnya. Kolom bisa berbasis silika atau non-silika. Akan tetapi, ada
beberapa size-exclusion yang merupakan anionik lemah dan sedikit hidrofobik
yang menimbulkan perilaku size-exclusion yang non-ideal.
Prinsip
kerja Fase Normal
Didasarkan
pada kehidrofoban dan lifofilitas dengan menggunakan sebuah fase stasioner
polar dan sebuah fase gerak yang kurang polar. Sehingga, senyawa-senyawa hidrofob
terelusi lebih cepat dibanding senyawa-senyawa hidrofil.
Prinsip
kerja Fase Terbalik
Didasarkan
pada kehidrofoban dan lifofilitas. Fase stasioner terdiri dari kolom yang
berbasis rantai n-alkil yang terikat secara kovalen. Sebagai contoh, C-8 dapat
menandakan sebuah rantai oktil dan C-18 menandakan ligan oktadesil dalam
matriks. Semakin hidrofob matriks pada masing-masing ligan, semakin besar
kecenderungan kolom untuk mempertahankan gugus-gugus hidrofob. Sehingga
senyawa-senyawa hidrofil terelusi lebih cepat dibanding senyawa-senyawa hidrofob.
Prinsip
kerja Pertukaran Ion
Didasarkan
pada pertukaran ion secara selektif dalam sampel dengan ion sebanding di fase
stasioner. Pertukaran Ion dilakukan dengan kolom-kolom yang mengandung gugus
fungsional bermuatan yang terikat pada sebuah matriks polimer. Ion-ion
fungsional terikat permaen dengan kolom dan masing-masing memiliki ion
sebanding yang terikat. Sampel dipertahankan dengan mengganti ion-ion sebandng
dari fase stasioner dengan ion-ionnya sendiri. Sampel dielusi dari kolom dengan
mengubah sifat-sifat fase gerak sehingga fase gerak akan menggeser ion-ion
sampel dari fase stasioner (yaitu dengan mengubah pH).
Prinsip
kerja Afinitas
Didasarkan
pada biokimia terimobilisasi yang memiliki afinitas spesifik terhadap senyawa
yang diinginkan. Pemisahan terjadi pada saat fase gerak dan sampel melewati
fase stasioner. Senyawa sampel atau senyawa yang target dipertahankan sebagai
sisa zat pengotor dan fase gerak lewat. Senyawa-senyawa kemudian dielusi dengan
mengubah kondisi-kondisi fase gerak.
2.4 Bagian-Bagian
pada HPLC (High
Performance Liquid Chromatography)
1.
Komponen pada HPLC
Komponen terpenting yang terdapat pada peralatan
HPLC adalah pompa, injector, kolom,detector, dan rekorder, integrator atau
pengolah data. Pompa terdapat dua sistem pompa yaitu internal dan eksternal.
Pada sistem internal, pompa dihidupkan, set laju aliran 0.1 mL/menit, tunggu
sampai suhu kolom diatas 60°C, kemudian naikkan laju alirannya menjadi 0.5
mL/menit (setting ini berbeda untuk analisis zat yang lain). Sambil menunggu
suhu kolom maka keluarkan gelembung udara pada pompa dengan bantuan syringe.
Pada sistem eksternal digunakan dua buah pompa,
untuk campuran pelarut. Misalnya untuk memperbaiki pemisahan pada puncak yang
terlalu dekat. Caranya dengan mengubah switch yang terletak pada panel belakang
pompa dengan gradient controller. Buat program yang sesuai dengan pada gradient
controller. Kolom dan pelarut
Ada dua perbedaan dalam HPLC, yang mana tergantung pada polaritas relatif dari pelarut dan fase diam.
Ada dua perbedaan dalam HPLC, yang mana tergantung pada polaritas relatif dari pelarut dan fase diam.
2.Fase
normal HPLC
Ini secara esensial sama dengan apa yang sudah anda
baca tentang kromatografi lapis tipis atau kromatografi kolom. Kolom diisi
dengan partikel silika yang sangat kecil dan pelarut non polar misalnya heksan.
Sebuah kolom sederhana memiliki diameter internal 4.6 mm (dan mungkin kurang
dari nilai ini) dengan panjang 150 sampai 250 mm.
Senyawa-senyawa polar dalam campuran melalui kolom akan melekat lebih lama pada silika yang polar dibanding degan senyawa-senyawa non polar. Oleh karena itu, senyawa yang non polar kemudian akan lebih cepat melewati kolom.
Senyawa-senyawa polar dalam campuran melalui kolom akan melekat lebih lama pada silika yang polar dibanding degan senyawa-senyawa non polar. Oleh karena itu, senyawa yang non polar kemudian akan lebih cepat melewati kolom.
3.Fase
balik HPLC
Dalam kasus ini, ukuran kolom sama, tetapi silika
dimodifikasi menjadi non polar melalui pelekatan rantai-rantai hidrokarbon
panjang pada permukaannya secara sederhana baik berupa atom karbon 8 atau 18.
Sebagai contoh, pelarut polar digunakan berupa campuran air dan alkohol seperti
metanol. Dalam kasus ini, akan terdapat atraksi yang kuat antara pelarut polar
dan molekul polar dalam campuran yang melalui kolom. Atraksi yang terjadi tidak
akan sekuat atraksi antara rantai-rantai hidrokarbon yang berlekatan pada
silika (fase diam) dan molekul-molekul polar dalam larutan. Oleh karena itu,
molekul-molekul polar dalam campuran akan menghabiskan waktunya untuk bergerak
bersama dengan pelarut.
Senyawa-senyawa non polar dalam campuran akan
cenderung membentuk atraksi dengan gugus hidrokarbon karena adanya dispersi
gaya van der Waals. Senyawa-senyawa ini juga akan kurang larut dalam pelarut karena
membutuhkan pemutusan ikatan hydrogen sebagaimana halnya senyawa-senyawa
tersebut berada dalam molekul-molekul air atau metanol misalnya. Oleh
karenanya, senyawa-senyawa ini akan menghabiskan waktu dalam larutan dan akan
bergerak lambat dalam kolom. Ini berarti bahwa molekul-molekul polar akan
bergerak lebih cepat melalui kolom.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Instrumen-instrumen
HPLC terdiri dari sebuah waduk fase gerak, sebuah fase stasioner, sebuah pompa,
sebuah injektor, sebuah kolom pemisah, dan sebuah detektor. Tipe-tipe fase
gerak adalah isokratis, gradien, dan polytyptic. Beberapa dari fase stasioner
yang umum antara lain: Kolom Pelindung, Kolom Pengurai, Kolom Kapiler, Kolom
Cepat, dan Kolom Pemisah. Beberapa dari detektor yang umum antara lain:
detektor untuk Indeks Refraktif (RI), Ultra-Violet (UV), Fluorescent, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar