Kromatografi cair
kinerja tinggi (HPLC) adalah alat yang ampuh untuk digunakn dalam analisis.
Pada darsarnya sebuah bentuk yang sangat baik dari kromtografi kolom. Selain
dari pelrut yang menetes melalui kolom yang menetes di bawah gravitasi,
didukung melalui tekanan tinggi sampai dengan 400 atm. Hal itu yang membuat
kerja ini menjadi lebih cepat dan akurat. HPLC juga memungkinkan untuk
digunakan pada ukuran partikel yang sangat jauh lebih kecil untuk bahan kemasan
kolom yang memberikan luas permukaanyang jauh lebih besar untuk interaksi
antara fase diam dan molekul-molekul yang mengalir melewatinya.
Prinsip dari
kerja HPLC adalah memisahkan setiap komponen dalam sampel berdasarkan
kepolarannya, untuk selanjutnya diidentifikasi (kualitatif) dan di hitung
berapa konsentrasi dari masing-masing komponen tersebut (kuntitatif). Alatnya
terdiri dari kolom sebgai fase diam dan larutan tertentu sebagai fase
geraknya. Luas puncak kromatografi pada
kurva elusi dipengaruhi oleh tiga proses perpindahan massa yaitu difusi Eddy,
difusi longitudinal, dan transfer massa tidak seimbang. Sedangakan
parameter-parameter yang menentukan berlangsungnya proses-proses tersebut
adalah : laju aliran, ukuran partikel, laju difusi dan ketebalan stasioner.
Protein
merupakn sumber asam-asam amino yang mengandung unsure C, H, O, dan N yang
tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Asam amino diklasifikasikan menjadi
taga yaitu diantaranya asam amino esensial, asam amino semi-esensial, dan asam
amino non-esensial.
Analisa asm
amino dapat dilakukan dengan menggunakan metode HPLC dengan menggunakan OPA
sebagai reagen, caranya yaitu sebagai berikut :
1.
Menyiapkan bahan : asam amino standar (Merck),
o-ftalaldehiluka), MPA (Fluka), ME (Fluka), Acetonotril pro HPLC (J.T. Baker),
metanol pro HPLC (Merck), Na2HPO4 (Merck), aquabidestilata (IPHA), buffer
borate pH 10,2 (Agilent), asam amino (Merck), asam phospat, NaOH, dan natrium
metabisulfit.
2.
Menyiapkan alat : Kromatografi cair (HP 1100
QuatPump), kolom kromatografi Zorbax Eclipse AAA 150 x 4,6 mm ukuran partikel 5
mikron (Agilent Tecnologies), spektrofotometer ultraviolet (Beckman Du 650i),
pH meter (Beckman), timbangan (Mettler AG104), Vortex, dan alat gelas yang
biasa dipakai di laboratorium analitik.
3.
Membuat larutan dan reagen OPA sebagai berikut :
a.
Pembuatan larutan asam amino
Pembuatan dilakukan dengan menimbang sejumlah asam
amino kemudian dimasukkan dalam labu takar kemudian diencerkan dengan
aquabidestilata sampai volumenya 10 ml. Konsentrasi akhir dari asam amino
asparagin 6,45 mg/ml, serin 4,6 mg/ml, histidin 4,44 mg/ml, arginin 10,6 mg/ml,
lisin 25,6 mg/ml, metionin 1,5 mg/ml, valine 5,3 mg/ml, fenilalanin 2,7 mg/ml, dan leusin 5,4 mg/ml.
b.
Pembuatan
reagen OPA
Ditimbang sebanyak 270,0 mg OPA ditambahkan 1,0 ml
metanol, 200 μL merkapto
propionic acid, divortex, kemudian diencerkan dengan dapar borat pH 10,2 sampai
volume 5 mL Dipipet 1000 μl
OPA-MPA tambahkan 1000 μl
bufer borat pH 10,2 vortek selama 1 menit kemudian siap digunakan untuk reaksi
derivatisasi
4.
Melakukan analisa.
a.
Pemilihan Panjang Gelombang Deteksi pada Daerah
Ultraviolet
Sejumlah tertentu larutan baku induk masing-masing asam amino diencerkan dengan fase gerakkemudian dilakukan pembacaan spektrum absorbsi masing-masing senyawa pada rentang panjang gelombang 200-400 nm. Semua spektrum absorbsi asam amino ditampilkan secara tumpang tindih (overlay) sehingga dapat ditentukan panjang gelombang yang dapat digunakan untuk
mendeteksi semua asam amino yang diuji.
Sejumlah tertentu larutan baku induk masing-masing asam amino diencerkan dengan fase gerakkemudian dilakukan pembacaan spektrum absorbsi masing-masing senyawa pada rentang panjang gelombang 200-400 nm. Semua spektrum absorbsi asam amino ditampilkan secara tumpang tindih (overlay) sehingga dapat ditentukan panjang gelombang yang dapat digunakan untuk
mendeteksi semua asam amino yang diuji.
b.
. Penentuan stabilitas intensitas fluorosensi hasil
reaksi OPA/MPA dan OPA/ME
Pipet 100 μL OPA-MPA dan 100 μL asam amino selanjutnya ditambahkan fase gerak sampai 2 mL kemudian divorteks. Larutan dimasukkan ke kuvet dan dilakukan pengukuran spektrofluorometri pada panjang gelombang eksitasi 335 nm dan panjang gelombang emisi 450 nm kemudian rekam intensitas fluorosensi selama 30 menit.
Pipet 100 μL OPA-MPA dan 100 μL asam amino selanjutnya ditambahkan fase gerak sampai 2 mL kemudian divorteks. Larutan dimasukkan ke kuvet dan dilakukan pengukuran spektrofluorometri pada panjang gelombang eksitasi 335 nm dan panjang gelombang emisi 450 nm kemudian rekam intensitas fluorosensi selama 30 menit.
Dari analisa
didapatka hasil Panjang
gelombang maksimum eksitasi adalah 335 nm dan panjang gelombang emisinya 450
nm. Hasil reaksi OPA/MPA dengan asam amino
memiliki intensitas fluorosensi yang tidak berbeda bermakna dengan hasil reaksi
OPA/ME asam amino. Konsentrasi optimum yang digunakan untuk mendapatkan
intesitas dan stabilitas yang baik dalam penelitian ini adalah konsentrasi 27
mg/ml.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar