Tujuan percobaan
Setelah
mempelajari teori dan melaksanakan praktek, mahasiswa diharapkan dapat memahami
cara menganalisis komponen kimia dalam bahan hasil pertanian dan pangan dengan
menggunakan kromatografi kolom.
Dasar percobaan
Pada umumnya,
bahwa kromatografi kolom dilaksanakan dalam sebuah kolom yang berisi dengan
fase stasioner yang mempunyai porositas tertentu. Cairan yang membawa senyawa
yang akan dipisahkan sebagai fase mobil yang bergerak didalam kolom yang telah
berisi fase stasioner. Kromatografi kolom ini dapat dibagi menjadi empat jenis
yaitu kromatografi adsorbsi, kromatografi partisi, kromatografi penukar ion dan
kromatografi filtrasi gel. Kromatografi adsorbsi senyawa yang dipisahkan berlangsung
secara selektif denan teradsorbsi pada permukaan adsorben yang ada di dalam
kolom. Kromatografi partisi pemisahan secara selektif yang mengalami partisi
antara lapisan cairan tipis pada penyangga padat yang bertindak sebagai fase
stasioner dan eluennya yang bertindak sebagai fase mobil. Kromatografi penukar
ion memisahkan komponen yang berbentuk ion yang nantinya akan terikat pada
penukar ion yang berfungsi sebagai fase stasioner secara selektif akan terlepasdari fase mobil. Kromatografi
filtrasi gel yang permeabel sebagai fase stasioner dan pemisahan terjadi
seperti orang mengayak yaitu berdasarkan ukuran molekuldari komponen yang
dipisahkan.
Kromatografi adsorbsi
Kromatografi
adsorbsi menggunakan zat padat sebagai adsorben yang berfungsi sebagai fase
stasioner dan fase mobilnya menggunakan zat cair. Permukaan partikel adsorben
pada umumnya lebih aktif dari pada bagian dalamnya. Pada saat partikel
dimasukkan dalam pelarut, maka permukaan partikel mempunyai daya tarik baik
pada zat-zat yang terlarut maupun pada zat pelarutnya. Daya tarik tersebut
dapat bersifat elektrostatik atau ionik, daya tarik antar dua dipol, antara
dipol dan dipol induksi dan karena daya vander waals. Agar daya tarik tersebut
tinggi maka diperlukan permukaan yang luas.
Apabila
larutan mengalir melalui permukaan partikel yang aktif, maka terjadi proses
adsorbi dan desorbsi yang berhubungan antara konsentrasi larutan (Kl) dan bahan
yang teradsorbsi (Kp) dapat digambarkan sebagaimana Gambar 1. kurva yang
menghubungkan antara Kl dan Kp dinamakan kurva isoterm adsorbsi. Kedua hubungan
ini dapat membentuk tiga hubungan
Acara 1. Penentuan Kadar tokoferol dalam minyak
Bahan kimia :
·
Etanol
absolut
·
Heksan
·
Larutan
bathophenantrolin : 193,4 mg dilarutkan dalam 100 ml etanol absolut
·
Larutan
ferri klorida heksa hidrat dilarutkan dalam 100 ml etanol absolut dan disimpan
dalam botol berwarna
·
Larutan
asam fosfat :0,69 ml 86% asam fosfat dilarutkan dalam 100ml etanol absolut
·
Alumina
yang telah diaktivasi sesuai untuk kromatografi kolom, 100-200 mesh
Prosedur kerja
1. Timbang sekitar 0,1 gr sampel minyak dan
larutkan dalam 5 ml heksan
2. Kromatografi dilaksanakan dalam pipa kaca
(ukuran 8 x 200 mm) bagian bawahnya ditutup dengan glas wool, seterusnya diisi
2,5 gr alumina dengan vibrator. Bagian atas juga ditutup dengan glas wool.
Kolom dipersiapkan dengan mengelusi beberapa kali dengan pelarut. Masing-masing
elusi dikerjakan setelah pelarut dari elusi sebelumnya keluar.
3. Kolom mula-mula dikondisikan dengan 3 ml
2% aseton dalam heksan (v/v).diikuti dengan 5 ml heksan ke dalam kolom.
4. 5 ml larutan minyak dalam heksan
diaplikasikan ke dalam kolom.
5. Dialirkan melalui dinding kolom 1 ml , 2%
aseton dalam heksan (v/v). Senyawa
pengganggu dielusi dengan 10 ml dengan pelarut yang sama diikuti dengan 2 ml,
20% etanol absolut dalam heksan. Eluatnya dibuang. Senyawa pengganggu telah
semuanya terelusi, bila tambahan elusi dengan pelarut yang sama tidak
menghasilkan warna merah dengan larutan bathophenantrolin dan feriklorida.
6. Tempatkan labu volumetrik 10 ml di bawah
kolom. Tuangkan ke dalam kolom 8,5 ml 20% etanol absolut dalam heksan untuk
mengelusi tokoferol. Kumpulkan eluatnya. Sempurnakan elusi tokoferol dapat di
cek dengan penambahan 20% etanol absolut dalam heksan, bila tidak memberikan
warna merah pada larutan bathophenantrolin dan feriklorida.
Pembentukan warna
1. Pembentukan warna dikerjakan dengan
memberikan reagensia pada eluat yang ada dalam labu volumetrik yaitu 0,5 ml
larutan feriklorida setelah 2 menit dengan 0,5 ml larutan asam folat
2. Seterusnya volume sampel dijadikan 10 ml
dengan menabahkan 20% larutan etanol absolut dalam heksan
3. Baca besarnya absorbansi pada panjang
gelombang 534 nm, 20-30 menit setelah asam folat ditambahkan. Blanko dikerjakan
dengan cara sama kecuali sampel 5 ml heksan tidak mengandung minyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar