Prebiotik didefinisikan sebagai ingredien yang tidak
dapat dicerna akan
tetapi menghasilkan pengaruh menguntungkan terhadap inang (tubuh) dengan cara menstimulir secara
selektif pertumbuhan satu atau lebih sejumlah mikroba pada saluran pencernaan
sehingga dapat meningkatkan kesehatan. Dengan kata lain prebiotik sebagai “Kandungan makanan
yang tak dapat dicerna yang memiliki keuntungan merangsang pertumbuhan dan atau
aktivitas satu atau sejumlah bakteri baik di usus”.
Prebiotik
pertama kali dikembangkan oleh Hidaka seorang peneliti dari Jepang pada tahun
1983. lalu
diperkenalkan oleh Gibson dan Roberfroid tahun 1995 yang mengubah kata “pro”
menjadi “pre” artinya “sebelum”. Salah
satu contoh prebiotik adalah laktulosa yang merupakan karbohidrat yang tidak
dapat diserap dan sering ditambahkan pada susu instant. Produk prebiotik lain
yang dibuat dalam tepung adalah inulin dan oligosakarida. Inulin dan
oligosakarida dapat diisolasi dari sumber alami, seperti umbi-umbian. Umumnya
umbi-umbian mengandung oligosakarida dalam bentuk rafinosa dalam jumlah tinggi.
Mengkonsumsi
Prebiotik artinya “memberi makan” bakteri baik di dalam usus. Makanan prebiotik umumnya
memiliki penyerapan tertentu, kontribusi serat, usus integritas, fungsi
kekebalan dan kontrol kolesterol. Beberapa prebiotik dikonsumsi untuk pengobatan sembelit dan ensefalopati hepatik. Prebiotik dapat
melindungi terhadap beberapa patogen usus dan dapat membantu dalam beberapa
penyakit inflamasi usus, dan memiliki pengaruh antikarsinogenik. Mengkonsumsi prebiotik
sangat baik dalam memperkuat kekebalan terutama dalam saluran cerna. Bila
kekebalan saluran cerna baik, kekebalan tubuh secara umum juga akan baik.
Selain
berfungsi memelihara bakteri baik, prebiotik juga secara tidak langsung mampu
menyeimbangkan sistem kekebalan tubuh sekaligus menekan risiko alergi.
Komposisi prebiotik dapat memberi banyak keuntungan mulai dari meningkatkan
pertumbuhan bakteri baik dan menekan yang buruk, menguatkan dinding saluran
cerna dengan keasaman usus yang lebih rendah dan pola asam lemak rantai
pendek, menurunkan insiden infeksi seperti ISPA maupun diare dan membantu
proses pembentukan feses yang lunak dan pergerakan saluran cerna yang baik.
Suatu ingredien
pangan dapat diklasifikasikan sebagai prebiotik bila memenuhi persyaratan
berikut :
1. Tidak terhidrolisis atau terserap pada
saluran pencernaan bagian atas
2. Secara selektif dapat menstimulir pertumbuhan bakteri yang
menguntungkan pada kolon
3. Dapat menekan pertumbuhan bakteri patogen, sehingga secara
sistemik dapat meningkatkan kesehatan. Oligosakarida
kedelai (rafinosa dan stakiosa), fruktooligosaka-rida, galaktosillaktosa,
isomaltooligosakarida atau transgalakto-siloligosakarida
(TOS) telah diketahui dapat meningkatkan jumlah bifidobakteria indigenus dan
bakteri asam laktat lainnya.
Prebiotik merupakan komposisi pangan
yang tidak dapat dicerna, komposisi ini meliputi :
1. Fructo-oligosakarida (FOS) Dapat ditemukan secara alami pada sereal
jagung, buah dan sayuran
(bawang, asparagus pisang). Fruktooligosakarida adalah rantai
pendek-medium-panjang dari D-fruktan. Rantai pendek dikenal sebagai
oligofruktosa dan rantai medium-panjang dikenal sebagai inulin (Wahlqvist,
2002). Fructo-oligosakarida
(FOS) secara spesifik difermentasi oleh Bifidobacteria.
Mengkomsumsi bahan prebiotik secara signifikan dapat memodulasi komposisi mikrobiota kolon yang menyebabkan Bifidobakteria lebih dominan didalam kolon dan banyak ditemukan
didalam tinja (Gibson, 1995). Pemberian FOS sebanyak 4
gram/hari dapat bertindak sebagai prebiotik. Untuk pembenaran konsep tersebut
memerlukan penilaian bahwa prebiotik memperbaiki komposisi dan aktivitas mikrobiota usus, dengan metodologi molekuler
menilai lebih akurat identitas prebiotik dan mengembangkan bacterial probing
strategy, dapat diberikan dalam bentuk bahan asli atau dalam makanan yang telah
diproses, memberikan manfaat pada kesehatan (Gibson, 1998).
2. Galactooligosakarida (GOS) Secara alami terdapat pada susu sapi dan ASI. Dapat berpengaruh
pada peningkatan jumlah bakteri Bifidobacterium dalam usus
3. Xylo Oligasakarida (XOS) Dimanfaatkan
dalam usus besar untuk meningkatkan pertumbuhan spesies Bifidobacterium,
sehingga dapat meningkatkan fungsi perut
4. Isomalto Oligosakarida (IMO)
Dihasilkan oleh berbagai macam proses enzimatis dimana pada akhirnya
membetuk beberapa molekul gula meliputi
isomaltosa, panosa, nigerosa, isopanosa, dan oligosakarida lain yang
bercabang
5. SOS (Soy Oligosakarida)
Terdapat dua komponen utama yaitu
trisakarida rafinosa sebesar 20% dan tetrasakarida stakiosa sebesar 71%. Ditemukan
dalam kacang kedelai. Mampu
mendorong pertumbuhan Bifidobacterium di dalam usus besar
6. Laktofruktosa Hasil
pencakokan antara molekul sukrosa dan laktosa. Dihasilkan melalui reaksi enzimatis.
Dalam saluran pencernaan mampu meningkatkan mikroflora dalam usus besar
7. Inulin Merupakan oligosakarida yang tidak
tercerna dan termasuk jenis karbohidrat yang dikenal sebagai fruktan. Merupakan senyawa karbohidrat yang banyak
terdapat pada bagian tanaman. Dihasilkan oleh tumbuhan famili
monokotiledon dan dikotiledon. Digunakan sebagai gula tiruan, pengganti lemak, penstabil buih. Salah satu sumber inulin adalah akar
‘chicory’ yang diekstrak secara alami, terhindar dari bahan kimia sehingga
keamanannya bagi tubuh terjamin. Inulin ini sudah banyak digunakan dalam
berbagai makanan seperti produk susu, jelly, bubur untuk bayi sebagai prebiotik.
Manfaat
Inulin adalah sebagai berikut :
1. Prebiotik; dapat merangsang
pertumbuhan bakteri baik di dalam usus besar sehingga pertumbuhan bakteri baik
semakin meningkat. Dengan demikian sistem pencernaan dapat terpeliharara
dengan baik yang akan meningkatkan sistem imunitas (kekebalan tubuh), karena
seperti kita ketahui sebagian besar sistem imunitas berada di sistem pencernaan
kita.
2. Meningkatkan fungsi usus untuk
membuang sisa-sisa makanan; di dalam usus halus inulin ini mempunyai sifat
‘bulking effect’ yaitu mengikat air sehingga feses menjadi lunak dan volumenya
membesar. Dengan demikian buang air besar (BAB) lancar dan terhindar sembelit.
3. Menurunkan kadar kolesterol
darah
4. Meningkatkan produksi vitamin
(vitamin B)
5.
Meningkatkan
penyerapan kalsium; mencegah resiko osteoporosis.
8.
Mannanoligosakarida (MOS) Diperoleh dari dinding sel yeast (Saccharomyces cerevisiae)
dan yang digunakan sebagai bagian dari kontribusi makanan yang mempunyai
kemampuan untuk memperbaiki dalam pencernaan yang mengarah pada pemilihan
(merangsang 1 atau sedikit jumlah organisme yang bermanfaat bagi tumbuhan) (Kassie
et al., 2008).
Prebiotik merupakan komponen yang
tidak dapat dicerna yang memberi keuntungan bagi inangnya sehingga dapat
mendorong rangsangan untuk pertumbuhan dan atau aktivitas dari satu atau jumlah
koloni bakteri terbatas yang dapat meningkatkan kesehatan bagi inangnya. Dengan
kata lain prebiotik sebagai nutrien bagi bakteri yang meliputi karbohidrat dan
serat pangan (seperti laktosa dalam laktosa intoleran) yang melindungi
penyerapan dalam usus halus, mencapai usus besar ketika sebagian besar bakteri
berkembang. Modifikasi oleh komposisi prebiotik dari koloni mikroflora yang
mengarah pada awal dominasi dari beberapa bakteri yang berperan untuk kesehatan
(Roberfroid, 2000).
Ada beberapa urutan dalam
menggolongkan komponen prebiotik, yaitu :
·
Prebiotik
harus tidak dapat dihidrolisa maupun diserap dalam bagian saluran
gastrointestinal.
·
Substrat
untuk aktivitas atau pertumbuhan dari satu atau jumlah yang terbatas dari koloni
bakteri yang menguntungkan.
·
Mampu
mengubah koloni mikroflora kearah komposisi yang sehat.
·
Berpengaruh
pada luminal atau sistem yang menguntungkan yang memiliki efek kesehatan bagi
inangnya (Wahlqvist, 2002)
Karakteristik utama dari prebiotik
adalah tahan terhadap enzim pencernaan dalam usus manusia tetapi difermentasi
oleh koloni mikroflora, dan bifidogenik dan efek dari pH rendah. Dengan efek
ini prebiotik dapat menghalangi bakteri yang berpotensi sebagai patogen,
terutama Clostridium dan untuk
mencegah diare. Simbiotik dari kombinasi inulin ditambah oligofruktosa dengan L. plantarum ditambah B. bifidum dapat meningkatkan
pertumbuhan dari bifidobacteria tetapi
dihalangi oleh kemampuan bakteri patogen manusia dari Campylobacter jejuni, E. coli, dan Salmonella enteritidis. Sumber pangan prebiotik meliputi bawang,
bawang putih, pisang, asparagus, bawang bombai, dan Jerusalem artichokes. (Pat, 2009).
Prebiotik merupakan karbohidrat yang
tidak dapat dicerna, banyak dari karbohidrat ini memiliki rantai pendek dari
monosakarida yang disebut oligosakarida. Beberapa oligosakarida dapat menambah
keuntungan dari pertumbuhan organisme dalam usus dan berperan sebagai tempat
persaingan bagi bakteri patogen. Prebiotik biasanya merupakan
karbohidrat rantai pendek yang dapat difermentasi dan mencapai usus besar tanpa
dicerna. Dengan begitu, prebiotik harus tahan terhadap asam lambung, enzim
pankreas, dan enzim-enzim usus lainnya.
Melalui
fermentasi dalam usus besar, karbohidrat prebiotik menghasilkan :
Ø Asam
lemak rantai pendek (short chain fatty acid/SCFA) dalam bentuk asetat, propionat,
butyrate dan L-lactate, carbon dioxide, hidrogen
Ø Menstimulasi
pertumbuhan berbagai bakteri termasuk lactobacilli dan bifidobacteria, dan
dapat menghasilkan gas.
SCFA
oleh tubuh dapat dipakai sebagai sumber energi, efek stimulasi selektif
terhadap pertumbuhan bakteri probiotik terutama bifidobacteria dan lactobacillus
akan memberikan efek yang menguntungkan terhadap kesehatan antara lain, 1)
memperbaiki keluhan malabsorsi laktosa, 2) meningkatkan ketahanan alami
terhadap infeksi di usus oleh kuman patogen, Clostridium perfringen, Escherchia
coli, Salmonella, Shigella, Listeria (Gizard, 1999), 3) supresi kanker, 4)
memperbaiki metabolisme lipid dan mengurangi kadar kholesterol darah, 5)
memperbaiki pencernaan (Fuller, 1991), 6) stimulasi imunitas gastrointestinal
(Mc Cracken,
1999; McFarlane, 1999).
Dalam
penggunaannya, konsumsi prebiotik sering dilakukan bersamaan dengan probiotik,
walaupun di dalam tubuh sebenarnya sudah terdapat probiotik. Untuk bayi,
pemberian prebiotik dapat dilakukan dengan mencampurkannya pada susu yang
diminumnya. Dosis prebiotik untuk orang dewasa adalah sekitar 10 g per hari dan
untuk bayi jauh lebih kecil yaitu 167 mg per hari. Sebenarnya prebiotik sudah
terdapat dalam tanaman seperti pada bawang merah, bawang putih, asparagus,
kedelai, ubi jalar, pisang, madu, kacang-kacangan dan juga pada susu. Selain
itu, ASI yang merupakan makanan terbaik bagi bayi juga merupakan sumber
prebiotik yang baik dalam bentuk oligosakarida
yang terkandung dalam kolostrum, yaitu oligosakarida N-asetil glukosamin, yang
hanya sedikit sekali dapat tercerna dalam usus (<5%), dan mendukung
pertumbuhan bakteri Bifidobacterium.
Namun
demikian, bukan berarti dengan hanya mengkonsumsi bahan-bahan tersebut maka
kita akan dapat memperoleh prebiotik yang diharapkan. Alasannya kadar
prebiotiknya biasanya sangat rendah dan bervariasi tergantung varietasnya.
Alasan lainnya adalah karena jumlahnya sangat kecil, maka glukosa dan fruktosa
dari bahan-bahan tadi sangat mudah diserap usus sehingga prebiotiknya ikut
habis sebelum mencapai usus besar. Padalah di usus besar itu terjadi penyerapan
nutrisi yang dibantu mikroba, tidak seperti pemahaman masa lalu yang mengira
usus besar hanya berisi sampah yang siap dibuang.
Secara
potensial efek utama karbohidrat prebiotik adalah untuk meningkatkan daya tahan
tubuh usus terhadap mikroorganisme patogen sehingga mengurangi kekerapan diare
yang dialami seseorang. Namun efek tersebut belum berhasil dibuktikan secara
meyakinkan pada orang dewasa
dan anak (Arief, 2007). Kimberley (2008) menambahkan, penambahan prebiotik
dapat melindungi bakteri probiotik selama penyimpanan dan pada saat pencernaan.
Penambahan 3% prebiotik oligofruktosa pada yoghurt yang mengandung bakteri Lactobacillus rhamnosus atau Lactobacillus
casei sebagai probiotik, menyebabkan viabilitas bakteri probiotik
tidak berubah pada umur simpan sepuluh minggu, dan setelah pengujian daya cerna
secara invitro. Jumlah bakteri probiotik pada yoghurt yang ditambahkan prebiotik
memiliki perbedaan yang signifikan terhadap jumlah bakteri probiotik yoghurt
kontrol. Jumlah bakteri probiotik tidak berubah dari saat penyimpanan hingga
setelah pencernaan secara invitro untuk yoghurt
yang ditambahkan prebiotik, sementara jumlah bakteri probiotik yoghurt yang
digunakan sebagai kontrol ditemukan menurun hingga 36 %.
PERAN DARI PREBIOTIK
Efek
utama prebiotik adalah menstimulasi secara selektif pertumbuhan bifidobacteria dan lactobacilli dalam
usus sehingga meningkatkan daya tahan tubuh terhadap mikroorganisme patogen.
Karbohidrat prebiotik kemungkinan mempunyai efek yang tidak spesifik karena
terfermentasi dalam usus besar. Karbohidrat prebiotik yang telah dievaluasi
pada manusia adalah fruktan atau galaktan. Prebiotik tidak dicerna oleh enzim,
tetapi difermentasi oleh bakteri anaerob dalam usus besar.
Peran lain dari prebiotik untuk kesehatan
manusia adalah sebagai berikut:
·
Memperbaiki
lemak dalam saluran gastrointestinal. Karena β-konfigurasi dari C-2 anomeric
dalam monomer fruktosa merekah, inulin tipe fruktan tahan untuk dicerna pada
bagian atas dari saluran gastrointestinal.
·
Memperbaiki
efek pada penyerapan mineral. Karbohidrat yang tak dapat larut (serat pangan)
yang sebagian kecil melemahkan penyerapan usus halus dari mineral karena serat
dapat mengikat atau melakukan aksi pemisahan. Bagaimanapun juga mineral ini
mengikat atau memisahkan dan sebagai konsekuensinya tidak dapat diserap dalam
usus halus yang mencapai kolon, pada saat serat dilepaskan dari matriks
karbohidrat dan kemudian baru diserap oleh usus. Lebih dari itu pada
konsentrasi tinggi dari rantai pendek asam karbosilik yang dihasilkan dari
fermentasi koloni dari fasilitas karbohidrat yang tidak dapat dicerna dengan
penyerapan koloni dari mineral, partikuler Ca+2 dan Mg+2.
Dalam penambahan secara terpisah dari pengikatan atau pemisahan dari mineral,
beberapa karbohidrat yang tidak dicerna (seperti inulin tipe fruktan) dapat
meningkatkan penyerapan mineral dan keseimbangan karena dari suatu efek
permulaan perpindahan air ke usus besar, ini dapat meningkatkan volume cairan
yang dapat menyebabkan terpecahnya mineral.
·
Memperbaiki
efek pada metabolisme dari lipids. Efek inulin tipe fruktan pada
triglyceridemia telah dipelajari pada hewan dan manusia. Dalam tikus dapat
menurunkan serum triglyceridemia (dalam pemberian pangan dan pada status
berpuasa). Ada kemungkinan efek dari inulin tipe fruktan pada modulasi
metabolisme triacylglycerol, yaitu pertama modifikasi konsentrasi hormon
insulin atau glukosa, sebab modulasi diet dari lipogenesis adalah berhubungan
dengan perubahan psikologi. Kedua yaitu produksi rantai pendek asam karbon pada
usus besar, dengan hasil yang meningkat dua kali lipat lebih dalam portal
konsentrasi dari kedua asam asetat dan propionat dalam oligofruktosa. Lebih
dari itu propionat dapat menghalangi sintesis asam lemak, sedangkan asetat
merupakan substrat lipogenik. (Roberfroid, 2000).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar